Rabu 27 Sep 2017 22:06 WIB

Menhan Hadiri Sidang ke-40 GBC Malindo

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menhan Ryamizard Ryacudu hadiri sidang ke-40 GBC Malindo di Kuala Lumpur, Rabu (27/9).
Menhan Ryamizard Ryacudu hadiri sidang ke-40 GBC Malindo di Kuala Lumpur, Rabu (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu melakukan kunjungan kerja ke Malaysia. Ryamizard menghadiri sidang ke-40 General Border Committe Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 27 dan 28 September 2017.

Sidang GBC Malindo dibuka secara resmi oleh Ketua GBC Malindo Malaysia selaku Menhan Malaysia YB Dato' Seri Hushammuddin Tun Hussein dan Menhan RI Ryamidard Ryacudu pada Rabu (27/9).

Ryamizard hadir bersama sejumlah delagasi perwakilan dari Indonesia, seperti Mabes TNI, Mabes Angkatan, Polri , Bakamla. Basarnas, Badan Intelijen Negara (BIN) serta pewakilan dari Kementerian Luar Negeri, Dirjen Imigrasi Kemkumhan, Kementerian Dalam Negeri, dan Dirjen Bea Cukal Kementerian Keuangan.

Sidang ke-40 GBC Malindo membahas permasaIahan seputar perbatasan di kedua negara. Tidak hanya itu, delegas  yang dihadiri dua perwakilan ini juga turut membahas bidang-bidang operasi dan nonoperasi, yang mencakup aspek keamanan dan kesejahteraan.

Ryamizard dalam pidato sambutannya menjelaskan, sidang pertemuan Malindo ini memiliki peran penting dan strategis dalam memelihara serta meningkatkan hubungan kedua negara. Sebab Indonesia dan Malaysia, merupakan dua negara dalam tataran regional yang dapat menentukan stabllitas dan kemajuan kawasan Asia Tenggara.

"Dalam berbagai hal kedua negara memlliki banyak kesamaan. Seperti terdapat pertautan kepentingan (shared interests) baik dalam konteks regional maupun konteks internasional,"  jelas Menhan dalam siaran pers kepada Republika.

Ryamizard berharap, GBC Malindo dapat  menjadi wadah strategis untuk memfasilitasi kepentingan naslonal kedua negara. Menhan pun mengakui, forum kerja sama Malindo telah mengalami banyak kemajuan dan mengahasilkan manfaat yang sangat konkret bagi Indonesia dan Malaysia.

"Baik dalam mengatasi permasalahan keamanan di wilayah perbatasan kedua negara, maupun dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan," ujar Ryamizard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement