Selasa 26 Sep 2017 13:17 WIB

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang Sudah Capai 40 Persen

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Jalan Tol Batang-Semarang tampak sedang dalam pengerjaan di Gringsing, Batang, Jawa Tengah, Sabtu  (27/5).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Jalan Tol Batang-Semarang tampak sedang dalam pengerjaan di Gringsing, Batang, Jawa Tengah, Sabtu (27/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang secara keseluruhan sudah mencapai 40 persen. Untuk pembebasan lahan, sudah mencapai 96 persen tanah yang sudah dibebaskan, sisanya merupakan tanah wakaf atau bangunan sekolah.

"Sekarang sudah mencapai 40 persen total keseluruhannya dari Batang sampai Semarang. Kita harapkan, seperti tadi Pak Presiden sampaikan, akhir tahun 2018 kita harus sudah operasi," ujar Direktur Utama PT Jasa Marga Semarang-Batang Saut Situmorang di Gerbang Tol Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9).

Menurutnya, presentase proses pembangunan itu masih on the track. Bahkan, lebih cepat tiga persen dari yang seharusnya. Ia menyebutkan, sebelum lebaran tahun depan, seharusnya jalan tol ini sudah bisa digunakan sebagai jalan tol fungsional.

"Lebih cepat malah, harusnya 37 persen. Sebelum lebaran mudik seharusnya sudah bisa, artinya bukan seperti kemarin ya yang betonnya seperti itu, tapi sudah bisa rigid meskipun belum lengkap operasionalnya," kata Saut.

Ia menjelaskan, hingga September pertengahan ini, proses pengadaan tanah Jalan Tol Semarang-Batang sudah mencapai 96 persen. Sisanya, empat persen, terdiri dari tanah wakaf dan bangunan-bangunan sekolah yang harus berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan.

"Empat persennya itu terdiri dari tanah wakaf, misalnya mushola, masjid, makam, dan madrasah. Itu kan tanah-tanah wakaf yang harus ada persetujuan dari Kemenag. Kemudian ada sekolah-sekolah yang harus koordinasi dengan dinas pendidikan provinsi, kabupaten, atau kota," ujar dia.

Proses pembicaraan perihal tanah wakaf tersebut terus dilakukan oleh pihak Saut. Tanah pengganti tanah wakaf itu sudah ada, saat ini, pihaknya sudah megajukan kepada Kemenag untuk persetujuan tanah pengganti tersebut.

"Nah, proses itu yang sedang berlangsung, tanah penggantinya disetujui atau tidak. Tentu tidak langsung, tapi kan melewati proses dulu," kata dia.

Saut sebetulnya ingin akhir September ini proses pembebasan lahan itu sudah selesai. Tapi, melihat prosesnya, ia menilai mungkin akan selesai 100 persen pada akhir Desember nanti.

"Saya kira bertahap, 100 persennya nanti di Desember. Tapi ini tidak mengganggu pengerjaan main roadnya," ujar dia.

Tanah-tanah yang belum dibebaskan tadi, menurut Saut, tersebar di sepanjang jalan tol itu. Tapi, paling banyak terdapat di wilayah Kendal, Jawa Tengah. Terdapat beberapa spot yang butuh diperlebar lagi lahannya.

"Ini kan kita merencanakan, mendasain, dan konstruksinya itu berjalan bersamaan. Nah, ini ada tambahan yang mesti kita bebaskan juga," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement