REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya, menggelar workshop 'Peningkatan Akuntabilitas Kinerja SDM' yang diikuti 50 aparaturnya di Kota Malang pada 14-16 September 2017 lalu.
Hal ini karena maraknya peredaran obat dan makanan serta produk konsumsi ilegal di Indonesia, membutuhkan komitmen tinggi petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan lintas aparat terkait lainnya, untuk tetap bertugas dengan maksimal.
Demi menciptakan agen perubahan dalam melindungi masyarakat dari bahaya obat dan makanan ilegal, Kepala BBPOM Surabaya Sri Hardaningsih mengatakan, kondisi dan tantangan tugas BBPOM saat ini sungguh berat. Hal itu karena dampak perkembangan globalisasi dan teknologi menyebabkan semakin banyak jenis dan variasi produk obat dan makanan yang beredar di seluruh pelosok Indonesia. Perdagangan melalui sistem daring yang marak belum diimbangi dengan adanya UU Perdagangan Online yang menaunginya.
"Harapan masyarakat yang sangat tinggi kepada BBPOM, untuk dapat memberikan perlindungan terhadap obat dan makanan yg tidak memenuhi syarat. Dan juga masih adanya pelaku usaha yg belum patuh terhadap ketentuan, bahkan oknum-oknum yang memproduksi dan mengedarkan produk konsumsi ilegal," ujar Sri dalam siaran pers kepada republika.co.id, Selasa (26/9).
Menurut Sri, kendala yang dihadapi BBPOM Surabaya tidak sampai di situ dan muncul dari sisi internal. Dia menyebutm tidak adanya penambahan sumber daya manusia (SDM) beberapa tahun ini, tetapi justru berkurang karena pensiun, membuat pegawai yang ada harus ditingkatkan lagi kapasitas dan kualitasnya melalui workshop dan berbagainpelatihan. Diharapkan dengan cara itu, sambung dia, SDM yang ada mampu membuat inovasi dan terobosan dalam bertugas.
Sri menyatakan, dalam workshop kali yang ini menerapkan model indoor dan outbound dengan pemateri pakar SDM Ir Hamry Gusman Zakaria dan Kepala Bappeda Pemkab Banyuwangi Yayan, serta Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Wakil Presiden RI Pery Irawan. Sri menerangkan, diundangnya para pemateri itu untuk memperkuat aspek penataan akuntabilitas kinerja ASN di lingkungan BPOM Surabaya. Para pegawai BBPOM Surabaya juga 'disentuh' sisi spiritualnya, agar bekerja dengan hati dan memiliki keyakinan bahwa bekerja juga menjadi bagian dari ibadah.
Sementara pemateri pakar SDM sekaligus dosen tamu di Lemhannas, Hamry Gusman Zakaria menjelaskan, seluruh peserta dibimbing untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasinya, agar dapat lebih percaya diri. "Dan semoga mereka lebih berani menciptakan inovasi baru, melalui sesi diskusi per bidang kerja. Alhamdulillah banyak ide baru seputar inovasi layanan publik yang timbul dan akan ditindak lanjuti oleh pimpinan BBPOM Surabaya," kata Hamry.