Senin 25 Sep 2017 22:32 WIB

Gubernur Bali: Cadangan Beras Pengungsi Aman tapi Butuh Gas untuk Masak

Dua warga mengembalakan sapi di Desa Batu Dawa yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Senin (25/9). Sebagian warga yang tinggal di kawasan rawan bencana di lereng timur laut Gunung Agung masih belum mengungsi meski gunung berstatus awas dan mereka telah dihimbau untuk meninggalkan kampung.
Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana
Dua warga mengembalakan sapi di Desa Batu Dawa yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung, Karangasem, Bali, Senin (25/9). Sebagian warga yang tinggal di kawasan rawan bencana di lereng timur laut Gunung Agung masih belum mengungsi meski gunung berstatus awas dan mereka telah dihimbau untuk meninggalkan kampung.

REPUBLIKA.CO.ID, AMLAPURA — Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan cadangan beras untuk mencukupi kebutuhan seluruh pengungsi terkait siaga bencana erupsi Gunung Agung masih aman.

"Kalau beras, stok provinsi dan kabupaten banyak. Bupati punya hak mengeluarkan 100 ton, saya berhak mengeluarkan 200 ton. Sekarang baru berasnya bupati yang dikeluarkan," kata Pastika saat memantau Pos Komando Utama Pelabuhan Tanah Ampo, di Amlapura, Karangasem, Senin (25/9).

Dalam kesempatan tersebut, Pastika mengecek kondisi terakhir ketersediaan logistik dan juga bantuan-bantuan dari donatur yang berdatangan. Dia mengemukakan, keperluan beras sampai saat ini mencapai 15 ton per hari, untuk mencukupi makanan pokok bagi sebanyak 48 ribu orang pengungsi.

Namun, untuk kebutuhan lainnya masih sangat diharapkan bantuan dari para donatur. "Barusan kita dapat bantuan dari BI, minyak goreng dua ton dan gula dua ton. Mudah-mudahan dari yang lain juga ada," ucapnya.

Pastika menambahkan, kebutuhan lainnya yang cukup mendesak adalah gas untuk memasak. Menurut dia, konsumsi gas per harinya mencapai satu ton. Sementara ini masyarakat bergotong royong untuk mencukupi keperluan memasak di dapur-dapur umum yang ada.

"Kebutuhan gas tersebut masih tercukupi melalui bantuan dari donatur-donatur, di masing-masing tempat. Tetapi, kami akan terus berusaha mencukupi kebutuhan gas yang saat ini sangat mendesak," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Pastika meminta agar petugas memastikan keluar masuk bantuan dan logistik terdata dengan transparan. Oleh karena itu, pihaknya menugaskan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali serta Dinas Sosial Provinsi Bali untuk bertugas mendampingi petugas pencatatan logistik.

"Dengan demikian, akan diketahui tempat mana yang kekurangan bahan dan tempat mana yang masih mencukupi," ucap mantan Kapolda Bali itu.

Di sisi lain, terkait dana tak terduga untuk tanggap darurat sampai saat ini belum bisa dikeluarkan dari APBD, baik APBD Provinsi dan APBD Kabupaten Karangasem. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang penggunaan APBD, bahwa penggunaan dana tak terduga APBD harus menunggu kondisi tanggap darurat.

"Tanggap darurat itu kalau gunungnya meletus. Sekarang ini namanya siaga darurat, jadi belum boleh pakai APBD. Itu persoalannya sekarang, kita (Kabupaten Karangasem-red) punya duit dana tak terduga Rp1,2 miliar belum bisa terpakai. Provinsi punya Rp4,5 miliar belum bisa dipakai. Klungkung punya Rp1,5 miliar belum bisa dipakai. Jadi solusinya gotong royong sementara ini. Kita akan mendapat bantuan dari BNPB setelah rekening dibuka, kita akan dapat bantuan Rp1 miliar," ucap Pastika.

Selain untuk mengetahui kondisi terkini di Posko Utama, Pastika juga berkoordinasi terkait persiapan kunjungan Presiden RI Joko Widodo meninjau beberapa lokasi pos pengungsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement