REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga. Dalam sambutannya, Jokowi menyebutkan, pembebasan lahan menjadi faktor utama lamanya Indonesia membangun infrastruktur tol.
"Dulu, saat Jalan Tol Jagorawi kita miliki sekitar tahun 1978, semua orang datang melihatnya. Melihat, meniru manajemen, konstruksi, semuanya meniru. Mereka negara-negara di sekitar kita," ujar Jokowi di Gerbang Tol Salatiga, Jawa Tengah, Senin (25/9).
Tapi, lanjut Jokowi, justru mereka saat ini sudah memiliki beribu-ribu kilometer (km) jalan tol dj negaranya. Sedangkan Indonesia hanya memiliki 780 km jalan tol. Ia mengungkapkan, permasalahannya ada pada pembebasan lahan.
"Masa kita yang berpuluh tahun hanya 780 km. Padahal yang namanya Cina satu tahun iyu 4.000 - 5.000 km. Problemnya ada di pembebasan lahan. Saya lihat, kita berhenti-berhenti semuanya banyak karena masalah pembebasan lahan," katanya.
Jokowi menyebutkan, dengan diketahuinya permasalahan utama, saat ini Indonesia sudah menemukan kuncinya. Hal tersebutlah yang menurutnya perlu dikejar. Kalau soal konstruksi, Indonesia tidak kalah.
"Kalau konstruksi kita tidak kalah asal tanahnya sudah bebas. Yang namanya konstruksi, mau minta berapa kilo pengerjaannya itu sama saja," ujarnya lagi.
Ia sempat menanyakan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono perihal perkiraan tahun 2019 Indonesia bisa mendapat berapa km jalan tol. Menurut Jokowi, setelah dihitung-hitung bisa mendapat 1.800 km. Padahal, tiga tahun sebelumnya, Jokowi menyampaikan kepada Basuki dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, ia telah menghitung, dalam lima tahun target pembangunan jalan tol 1.200 km.
"Artinya sebetulnya kita ngebut itu juga bisa. Dan berkali-kali saya sampaikan kerjakan seprti ini, Tol Bawen-Salatiga," ucapnya.
Pengerjaan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga dikerjakan oleh PT Trans Marga Jateng, yang merupakan konsorsium PT Jasa Marga, Astra Infra, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah. Jokowi berharap pembangunan secara konsorsium ini dapat diterapkan di tol mana pun.
"Di mana-mana kita harapkan seperti itu. Kalau kita bekerja tol seperti itu, pembiayaan cepat, konstruksi cepat, bayar pembebasan cepat. Jangan kalah dengan negara lain. Kalau tetangga kita bisa, kita lebih dari bisa harusnya," tutur Jokowi.
Ronggo Astungkoro