Senin 25 Sep 2017 13:19 WIB

Menhub: Bandara Silangit Bisa Tingkatkan Perekonomian Toba

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Bandara Silangit. Ilustrasi
Foto: indoplaces.com
Bandara Silangit. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menilai Bandara Silangit bisa meingkatkan perekonomian penduduk setempat. Hal itu sangat berpotensi setelah Bandara Silangit dipastikan akan melayani penerbangan internasional pada 28 Oktober 2017.

Menurut Budi, perkomian di sekitar Bandara Silangit akan meningkat dipicu oleh sektor pariwisata. "Karena Danau Toba itu suatu tempat yang luar biasa, satu tempat yang mungkin danau paling terbesar di dunia dan salah satu destinasi yang diutamakan selain ke Lombok dan Jogja," kata Budi, Senin (25/9).

Dengan memajukan sektor pariwisata, Budi menuturkan akan semakin bertambah hotel dan restoran di lokasi sekitar Bandara Silangit. Sehingga, kata dia, perekonomian Toba dan sekitarnya akan tumbuh dengan baik.

Selain itu, Budi mengatakan, Bandara Silangit juga mengakomodasi masyarakat suku Batak yang merantau untuk pulang ke kampung halaman. "Dan (Bandara Silangit) juga bisa mengakomodasi teman-teman suku Batak yang ada di Jakarta bisa setiap jam atau setiap minggu pulang ke kampung halaman karena memang Silangit ini suatu titik maju yang luar biasa," jelas Budi.

Terkait penerbangan ke luar negeri dari Bandara Silangit, Budi menyampaikan akan melakukan penerbangan charter terlebih dahulu. Penerbangan charter tersebut dilakukan dengan rute Jakarta-Singapura.

Untuk itu Budi meminta pemerintah daerah menyiapkan kegiatan sinergis setelah Bandara Silangit bisa memberikan layanan penerbangan internasional. Menurutnya, akan ada paket wisata dibawah 300 dolar AS untuk tiga hari dua malam yang cukup murah bagi turis Singapura sehingga bisa didukung seperti dengan menyediakan tarian penyambutan.

Budi berharap penerbangan charter tersebut berjalan sukses dan menjadi penerbangan reguler. "Biasanya bila penerbangan charter sukses, maka akan menjadi reguler. Kami harapkan dalam waktu tidak lebih dari enam bulan (penerbangan tersebut) menjadi reguler," tutur Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement