REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menyatakan hingga kini masih terus melakukan pengejaran dan pengembangan kaburnya delapan tahanan rutan narkoba di Polres Metro Jakarta Barat. Para tahanan melarikan diri dengan gergaji. Polisi pun masih mencari tahu bagaimana gergaji bisa masuk ke dalam rutan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan saat ini proses pemeriksaan masih dilakukan. Pemeriksaan mendalam juga dilakukan pada penjaga rutan. Argo memastikan, akibat kelalaian anggota tersebut pasti akan mendapat sanksi.
"Makanya kita sedang mendalami yang memasukkan gergaji siapa," tutur Argo saat dikonfirmasi, Sabtu (23/9).
Meski demikian, hingga saat ini menurut Argo belum ada anggota yang terbukti terlibat secara langsung. Namun, Argo menyatakan tetap memeriksa karena kelalaian petugas dapat menyebabkan kejadian pelarian diri ini. "Nanti kita cek kembali apakah ada anggota lain yang terlibat," kata Argo.
Sejauh ini, Argo mengatakan, seorang petugas mendapatkan uang sebanyak Rp 50 ribu dari seseorang yang menjenguk tahanan. Uang tersebut didapat tiap empat kali menjenguk. Namun, keterkaitan petugas tersebut terhadap kaburnya delapan tahanan itu juga masih didalami.
"Makanya kita sedang cek, apakah anggota itu atau anggota yang lain. Kalau yang jaga itu, cuma dapat Rp 50 ribu," kata dia.
Sebelumnya, delapan tahanan kepolisian Polres Metro Jakarta Barat melarikan diri, Sabtu (16/9) dini hari. Tujuh di antaranya telah ditangkap dalam kurun waktu dua hari. Dua tahanan dari tujuh yang ditangkap tewas di tangan polisi. Sedangkan, satu tahanan berinisial E masih buron.