Jumat 22 Sep 2017 18:31 WIB

BPBD Buleleng: Pengungsi di Tejakula Capai 1.540 Jiwa

Warga memotret asap yang mulai mengepul dari kawah Gunung Agung dari Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (19/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warga memotret asap yang mulai mengepul dari kawah Gunung Agung dari Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Bali, mencatat pengungsi di wilayah Kecamatan Tejakula mencapai sekitar 1.540 jiwa lebih menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.

"Sudah ada sekitar 1.540 pengungsi yang tersebar di tiga titik lokasi di Kecamatan Tejakula yakni di Desa Les, Sambirenteng dan Tembok," kata Kepala BPBD Buleleng, Made Subur, Jumat (22/9) sore.

Ia mengatakan, sebanyak 1.217 jiwa yang rata-rata semua berasal dari Desa Ban, Kecamatan Kubu berada di pengungsian Desa Les. Dari jumlah itu, ada 24 bayi, 13 balita, 43 anak-anak, 26 lansia dan 9 ibu hamil. "Termasuk ada 16 orang sakit dan dirawat di tenda pengungsian dan 1 orang pengungsi sakit dan dirujuk ke Puskesmas Tejakula atas nama Ni Wayan Tangah (36)," kata dia.

Ia menambahkan, pengungsi di Desa Tembok sekitar 179 jiwa. Mereka ditampung di Kantor Desa Tembok dan beberapa rumah milik warga yang sebagian besar berasal dari Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem. "Sementara itu ada juga pengungsi di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula sebanyak 83 orang ditampung di rumah warga yang semuanya berasal dari Desa Ban," tambah dia.

Dikatakan pula, terdapat pengungsi di di Desa Pacung sebanyak 61 orang berasal dari Desa Dukuh yang ditampung di rumah warga setempat dengan kondisi seadanya.

Subur menambahkan, kedepan diperlukan upaya-upaya untuk membuat suasana pengungsi menjadi lebih tenang utamanya terkait sarana dan fasilitas yang ada. "Fasilitas lain, harus dipikirkan. Misalnya, ada anak yang masih sekolah, kita buatkan sekolah darurat. Kemudian, medis juga disiapkan, termasuk hiburan," kata Subur.

Subur mengaku pihaknya masih mengacu pada rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) agar warga tidak beraktivitas dalam radius enam kilometer dari puncak Gunung Agung atau pada radius 950 meter di atas permukaan laut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement