REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan dia sudah meminta bantuan seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Bali untuk ikut mengantisipasi kemungkinan 50 ribu jiwa yang terdampak bencana Gunung Agung dalam radius enam kilometer, sesuai standar operasional Prosedur (SOP) siaga atau level tiga. Mantan Kapolda Bali tersebut juga memastikan aktivitas wisata di Bali pada umumnya masih aman di tengah kondisi terbaru Gunung Agung saat ini.
"Untuk wisatawan, menurut saya tak akan terganggu mengingat daerah terdampak jika kondisi terburuk terjadi adalah sejauh 10 kilometer," kata Pastika, Jumat (22/9).
Pastika mengimbau masyarakat supaya tidak panik berlebihan. Kepanikan justru membuat masyarakat terhanyut berita tidak jelas. Pastika juga meminta tidak sembarang orang boleh memukul kulkul bulus dalam kondisi terburuk.
Kulkul adalah alat komunikasi tradisional masyarakat Bali, berupa alat bunyian yang umumnya terbuat dari kayu atau bambu. Alat ini ditempatkan di balai-balai banjar dan dibunyikan jika bencana alam terjadi.
Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Surabaya sejak 20 September kemarin mengingatkan warganya yang tinggal atau bepergian ke Indonesia, khususnya Bali bahwa Gunung Agung, salah satu gunung berapi aktif di Bali Timur menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Warga AS diingatkan untuk membatasi akses ke gunung tersebut, khususnya dalam radius enam kilometer dari puncak. "Hiking dan trekking di gunung tersebut sangat dilarang," tulis pengumuman tersebut.
Penduduk AS disarankan menghindari bepergian ke daerah sekitar Gunung Agung. Mereka juga diminta memantau media lokal untuk pembaharuan informasi. Communication Head and Legal Section Head Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim mengatakan kondisi penerbangan di bandara terbesar di Bali itu masih normal.
Otoritas bandara dalam kondisi mendesak juga sudah menyiapkan sejumlah solusi, salah satunya penyiapan posko tanggap darurat bencana di area posko keamanan terpadu saat ini. "Kami juga siapkan fasilitas penunjang, seperti telepon hotline, serta peningkatan keamanan jika terjadi penumpukan pengujung dan penumpang di bandara," ujarnya.
Otoritas bandara juga akan menempatkan help desk di setiap stan maskapai, plus mengaktifkan media center untuk mempermudah informasi dan pemberitaan. Sejauh ini, kata Arie, penerbangan dalam dan luar negeri terpantau sesuai jadwal.
Advertisement