Rabu 20 Sep 2017 11:35 WIB

Dirumahkan, Ribuan Buruh PT Panasia Unjuk Rasa

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Endro Yuwanto
phk (ilustrasi)
Foto: cbc.ca
phk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  DAYEUHKOLOT -- Ratusan buruh di Kabupaten Bandung yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Bandung melakukan aksi unjuk rasa di depan pabrik benang, PT Panasia Indo Resources, Jalan Raya Mochammad Toha-Dayeuhkolot, Rabu (20/9).

Mereka menggugat perusahaan yang merumahkan banyak karyawan. Ketua PUK SPSI PT Panasia Indo Resources yang sekaligus karyawan di perusahaan tersebut, Afiril Juhana mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan demi menyelamatkan nasib karyawan di PT Panasia yang telah banyak dirumahkan sejak tiga bulan terakhir.

"Kondisi di Panasia proses produksi dihentikan total dan kurang lebih 1.000 orang karyawan dirumahkan, sementara 1.000 orang lainnya tenaga kontrak terancam dirumahkan," ujar Afiril Rabu (20/9) di depan pabrik PT Panasia Indo Resources.

Menurut Arifil, perusahaan merumahkan karyawan dengan jangka waktu yang tidak ditentukan. Bahkan ke depan diprediksi akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu, pihaknya meminta agar perusahaan mengambil langkah penyelamatan bagi karyawan.

Arifil menuturkan, alasan perusahaan tidak lagi memproduksi karena tengah mengalami kesulitan keuangan. Kondisi tersebut berlangsung sejak satu tahun terakhir. Puncaknya, karyawan dirumahkan sejak tiga bulan terakhir. Meski hak para karyawan tetap didapatkan.

Sementara, Ketua SPSI Kabupaten Bandung, Uben Yunara mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan kondisi dirumahkannya para karyawan PT Panasia. Sehingga diharapkan permasalahan tersebut bisa diselesaikan karena menyangkut nasib kurang lebih 3.000 orang. "Jangan ada lagi penutupan (produksi) dengan jangka waktu yang tidak ditentukan," katanya.

SPSI Kabupaten Bandung juga akan mendatangi DPRD Kabupaten Bandung dan Bupati Bandung untuk turun tangan menyelesaikan masalah karyawan di PT Panasia Indo Resources.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement