Rabu 20 Sep 2017 08:52 WIB

Integritas Arifin C Noer: Pengkhianatan G30S PKI Film Sampah?

Poster film Pengkhiatan G30S PKI.
Foto:
Arifin C Noer

Arifin C Noor cineas terkemuka saat itu. Karyanya sangat termashur. Arifin juga penulis naskah teater, antara lain, "Umang-Umang", "Sumur Tanpa Dasar", keduanya menduduki juara naskah nasional.

Demikian mashurnya Arifin, sehingga penulis populer saat itu, Noorca mengganti namanya menjadi Noorca Marendra Massardi. Noorca berasal dari C Noor, sedang Marendra berasal dari Rendra. Sedang nama aslinya sendiri adalah Mas Ardi.

Noorca adalah 9 kali menjadi Pimred, terakhir Pimred Majalah Forum Keadilan di mana saya jadi Kapusdata Majalah Forum.

Arifin C Noor adalah sutradara pertama yang melakukan pengambilan gambar tanpa skenario dan story board di Indonesia. Karena itu, ia dijuluki cineas jenius. Dan nama Arifin C Noor peringkat teratas, baik wibawa, karya seni, maupun wawasan kebudayaan. Lainnya di bawah dia.

Ketika hari-hari ini karya Arifin C Noor dicaci maki sebagai sampah dan horror oleh budayawan PBNU Imam Azis, sudah pasti budayawan ini tak paham karya cinema. Niscaya Imam tersesat, juga ketika menonton film "Gladiator".  Ingat, di naskah teater William Shakespeare, Brutus menikam Julius Caesar 14 kali. Tapi di fim itu kok dicekik? Jadi yang sampah yang mana?

Maka belajar pada sejarah. Dan kalau mau belajar sejarah, jangan dari film besar. Melainkan di dokumenter, buku sejarah. Bukan di film "G 30 S / PKI". Ngawur berat.

Film itu memang film yang dibiayai oleh PPFN, berkisah tentang Presiden Soeharto. Versinya jelas menurut PPFN. Namun tak lantas film ini sampah atau horror.

Sampai kini, belum ada film sebaik karya Arifin C Noor itu. Kalau merasa hebat, buatlah film yang lebih baik dari karya Arifin C Noor. Sampai matahari terbit dari Barat, niscaya takkan mampu.

Jadi kalau marah kepada Panglima TNI yang memutar film itu, caci maki saja Jenderal Gatot Nurmantio. Tapi tak berani kan? Kurang nyalinya.

Dan saya percaya apa yang dikatakan isteri Arifin C Noer dalam ILC semalam ketika menyoal  film G 30S PKI. ‘Mbak’ Jajang membantah dengan mengatakan bila ketika membuat film ini Arifin diawasi atau dikontrol oleh rezim Orde Baru. Almarhum Arifin adalah orang merdeka dan punya oendirian. Sama dengan dia, saya tahu benar Arifin tak mungkin mengerjakan sesuatu yang tak ia yakini.

Jadi di mana salahnya film itu bro? Tolong tunjukkan kebenaran versi antum. Mana?

⁠*Djoko Edhi Abdurrahman, Mantan Direktur Litbang Studio 41, Mantan Anggota Komisi III DPR, Wasek LPBH PBNU.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement