REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANGSELATAN -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat anak-anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun di Provinsi DKI Jakarta paling sedikit mendapatkan imunisasi Measles Rubella (MR) yang digelar Agustus hingga September 2017 baru 72,23 persen.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh mengakui, anak-anak berusia sembilan bulan hingga 15 tahun yang palingsedikit mendapatkan imunisasi MR yang tengah digelar di Pulau Jawa selama Agustus-September 2017adalah anak-anak ibu kota.
"Provinsi DKI Jakarta sebanyak 72,23 persen atau 1,767 juta," katanya usai simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza, di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/9).
Ketika ditanya alasannya, ia menyebut kemungkinan karena DKI Jakarta sebenarnya bertahap memberitahu. Padahal, kata dia, sebenarnya menurut peraturan menteri kesehatan (permenkes) yang mengatur imunisasi bahwa imunisasi itu cukup menginformasikan secara kelompok dalam bentuk pemberitahuan. Sementara provinsi yang paling tinggi cakupan imunisasi MR, kata dia, adalah provinsi Jawa Timur (Jatim) 96,67 persen. Ini artinya sudah melampaui target nasional cakupan 95 persen padahal baru hari ke-49.
"Diantara Jatim yang paling tinggi cakupan imunisasinya adalah Madura. Ini sesuatu yang istimewa pada MR yang biasanya mereka agak sulit," katanya.
Sementara peringkat kedua adalah provinsi Jawa Tengah (Jateng) 96,61 persen. Sedangkan peringkat ketiga adalah Provinsi DI Yogyakarta 87 persen, kemudian disusul Jabar, Provinsi Banten, dan DKI Jakarta. Ia menyebt totaljumlah anak-anak berusia sembilan bulan hingga 15 tahun di Pulau Jawa yang mendapatkan imunisasi MR selama Agustus dan September 2017 baru 88,18 persen.
"Kalau melihat pendataan yang ada sampai dengan Senin 18 September 2017 pukul 18.00 WIB sebanyak 88,18 persen atau 30, 831 juta jiwa anak-anak di Pulau Jawa yang sudah mendapatkan imunisasi. Namun,artinya sasaran kita masih on the track tetap 95 persen," ujarnya.