REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jabar bersama tim Indonesian Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) RS Polresta Bogor Kota, selesai melakukan proses autopsi terhadap jenazah Hilarius pada Selasa (19/9) siang. Berdasarkan hasil autopsi ditemukan adanya unsur kekerasan pada jenazah Hilarius.
"Kami temukan ada kelainan pada bagian organ dalam korban," ungkap Dokter Ahli Spesialis Forensik Polda Jabar, Ihsan Wahyudi di TPU Cipaku Lama, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Selasa (19/9).
Namun sayang, Ihsan tak bisa menyebut secara detail bagian tubuh dan organ mana saja yang diindikasikan mengalami kelainan. Kondisi jenazah, dikatakan Ihsan, masih dalam kondisi utuh karena mengalami pembusukan terhambat. Hal itu dinilai sangat membantu proses penyidikan ketika dilakukan autopsi.
"Pembusukan terhambat itu terjadi karena jenazah menggunakan formalin," kata Ihsan menjelaskan.
Makam Hilarius Christian Event Raharjo, akhirnya dibongkar pada Selasa (19/9) untuk di autopsi. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencari penyebab kematian Hilarius yang tewas karena mengalami kekerasan fisik dalam tradisi "Bom-boman" ala gladiator pada Januari 2016 lalu.