Selasa 19 Sep 2017 09:41 WIB

Panglima Gatot: Yang Bunuh Mallaby Bukan TNI, Tapi Santri

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Teguh Firmansyah
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Foto: ROL/Abdul Kodir
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rangkaian peringatan HUT TNI ke-72 kali ini, kembali dilaksanakan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmayanto dengan ziarah ke makam pahlawan. Menurut Gatot, tradisi ziarah dimaksudkan untuk mengingatkan para prajurit, agar mencontoh jiwa juang yang diwariskan oleh para pahlawan.

"Kami mentradisikan ziarah ke makam para mantan presiden Republik Indonesia yang merupakan Panglima Tertinggi TNI dan juga Jenderal Soedirman. Kita juga berdoa agar beliau semua menjadi pahlawan dan syuhada," ujar Jenderal Gatot dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/9) pagi.

Didampingi seluruh Panglima Komando Utama (Pangkotama), Gatot berziarah ke makam Ir Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Blitar, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Senin (18/9). Selain ke makam Gus Dur, ia juga mengingatkan santri bahwa di Pesantren Tebuireng juga ada makam KH Hasyim Asy'ari yang sangat berjasa kepada Indonesia.

"Saat mendapatkan informasi bahwa sekutu akan mendarat di Surabaya, Pak Dirman melapor kepada Bung Karno dan meminta solusi kepada Kiai Hasyim. Kiai Hasyim tidak langsung menjawab, tapi beliau shalat istikharah dulu. Lalu ditetapkanlah fatwa (Resolusi) Jihad," cerita mantan Pangkostrad itu tentang jasa KH Hasyim

Kemudian, Jenderal Gatot melanjutkan ceritanya, semua alumni Pesantren Tebuireng yang sudah menyebar di berbagai daerah dan berjumlah sekitar 20 ribuan orang, datang lagi dan berkumpul untuk bersama-sama melakukan perlawanan terhadap sekutu. Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Kiai Abbas dari Buntet, Jawa Barat, atas perintah Kiai Hasyim, berlangsung pada 10 November 1945 dan dikenal sebagai Hari Pahlawan.

"Seharusnya serangan dilakukan pada 9 November. Tapi Kiai Hasyim meminta semuanya menunggu kedatangan Singa dari Jawa Barat (julukan untuk Kiai Abbas)," tutur pria kelahiran 1960 ini. Dari cerita ini tentu bisa dilihat, jasa kaum santri dan kiai dalam perjuangan kemerdekaan sangatlah besar.

"Sebagai Panglima TNI, saya ingatkan, yang membunuh Jenderal Mallaby bukan TNI. Yang membunuh (Mallaby) itu santri. Yang menurunkan bendera (Belanda) di Hotel Orange juga santri, bukan TNI," ujar mantan kepala staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu.

Karena itu, menurut Gatot, tema HUT ke-72 TNI kali ini adalah 'Bersama Rakyat, TNI Kuat', karena memang sejarahnya rakyat ikut mengerjakan tugas TNI. Tradisi ziarah ini sudah memasuki tahun ke-2 yang dijalani Jenderal Gatot setiap kali peringatan HUT TNI. Dalam kunjungan ziarah tersebut, Jenderal Gatot didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Bupati Jombang Mundjidah Wahab.

Kehadiran Panglima TNI dan seluruh jajaran Pangkotama disambut oleh Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz dan Ketua Majelis Keluarga Tebuireng KH. Mohammad Hasyim Karim. Tampak hadir juga adik kandung Gus Dur Hj. Lily Wahid dan seluruh keluarga besar Pesantren Tebuireng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement