REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pengoperasian Kereta Rangkaian Listrik (KRL) Bekasi-Cikarang yang direncanakan akan dilakukan pada 17 September, terpaksa ditunda. Alasannya, adalah pertimbangan aspek keselamatan dan pelayanan. Humas Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Joice menyatakan, bahwa pembangunan fasilitas operasi untuk Listrik Aliran Atas (LAA) lintas Bekasi-Cikarang telah selesai dilaksanakan dengan dilakukannya switch over gardu pada 26 Juni 2017 lalu.
Namun, dia mengaku, pengoprasian KRL Bekasi-Cikarang terpaksa ditunda karena pertimbangan hasil uji coba dan tinjauan yang telah dilakukan pada Kamis (14/9) lalu di Stasiun Bekasi Timur, Stasiun Tambun, Stasiun Cibitung, dan Stasiun Cikarang. Beberapa stasiun dinilai belum memenuhi standar.
"Berdasarkan uji coba dan peninjauan seluruh fasilitas stasiun-stasiun yang akan dilintasi oleh KRL lintas Bekasi-Cikarang ini, diperoleh hasil bahwa Stasiun Tambun dan Stasiun Cikarang memang belum siap sepenuhnya untuk dioperasikan," kata Joice saat dihubungi Republika, Senin (18/9).
Joice mengatakan, masih akan menyiapkan beberapa fasilitas penunjang lain seperti CCTV, safety line, papan informasi, serta pengaturan dan pemisahan alur keluar masuk penumpang di dua stasiun tersebut. Selain itu, sterilisasi stasiun, kata dia, juga menjadi salah satu pertimbangan diundurnya pengoperasian lintas Bekasi-Cikarang, karena dua stasiun tersebut memang belum sepenuhnya dimodernisasi.
Dia mengatakan, melihat besarnya harapan masyarakat, Ditjen Perkeretaapian bersama dengan pihak terkait berusaha keras mempersingkat waktu penyelesaian penyempurnaan kelengkapan fasilitas pendukung untuk pengoperasian KRL lintas BekasiCikarang. "Apabila hal-hal tersebut di atas sudah dapat ditangani, KRL lintas Bekasi Cikarang dipastikan dapat segera beroperasi pada awal bulan Oktober 2017," kata dia.