Ahad 17 Sep 2017 23:24 WIB

Tebing Kawasan Wisata Gunung Galunggung Longsor

Red: Nur Aini
 Wisatawan menuruni jalan setelah menikmati kawah Gunung Galunggung yang berada di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (6/6).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Wisatawan menuruni jalan setelah menikmati kawah Gunung Galunggung yang berada di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (6/6). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tebing yang berada sekitar kawasan wisata Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mengalami longsor dengan luas sekitar 50 hektare.

"Ya benar ada longsoran tanah tebing di Gunung Galunggung," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya EZ Alfian, di Tasikmalaya, Ahad (17/9).

Ia menuturkan, longsoran tebing dilaporkan terjadi Sabtu (16/9), dan menimpa bangunan masjid di bawah tebing. Bahkan, kata dia, berdasarkan laporan warga, ada dua orang yang ikut tertimpa longsoran tanah tersebut, namun BPBD belum dapat memastikan dua warga yang hilang itu. "Kami masih terus mencari informasi akan keberadaan kedua warga yang tengah mencari burung dan dinyatakan belum pulang," kata Alfian.

Dia menyampaikan bahwa lokasi longsoran merupakan kawasan yang tidak biasa dilewati oleh wisatawan.

Jarak lokasi longsor, kata dia, cukup jauh, bahkan sulit dijangkau oleh manusia, sehingga hanya orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan mendaki dapat menuju daerah tersebut. Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Galunggung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Tasikmalaya bahwa longsoran tebing tanah terjadi pada pukul 14.48.37 WIB. Tercatat getaran longsoran atau runtuhan terekam oleh alat seismometer pemantau Gunung Galunggung, dengan amplitudo 51.54 mm dan durasi selama 76.83 detik.

Secara visual melalui CCTV tampak ujung material longsoran. Longsoran terjadi di sebelah barat danau kawah dengan volume tanah cukup besar. Tim pengamat masih terus melakukan pemantauan visual dan instrumental Gunung Galunggung dengan hasil sementara tidak menunjukkan peningkatan kegiatan aktivitas, sehingga status gunung aktif itu masih tetap normal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement