REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Kemarau tak berdampak pada pertanian warga di Desa Badung, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Jadwal pengairan bergantian dari Waduk Gajah Mungkur membuat petani lega dan tak khawatir dari ancaman gagal panen akibat kemarau.
Petani Rukun Makmur Desa Badung, Suwarto mengungkapkan sepekan sekali lahan-lahan pertanian di Desa Badung memperoleh pengairan dari saluran irigasi sambungan yang bersumber dari Waduk Gajah Mungkur. "Walau kemarau kondisinya aman, pertanian di sini dapat suplay seminggu sekali dari waduk Gajah Mungkur, kan pengairannya sampai Jawa Timur, jadi tidak bisa sering," tutur Suwarto kepada Republika pada Jumat (15/9) siang.
Kendati demikian, jelas dia dari 381 hektar luas lahan pertanian di Desa Badung tak semuanya mendapat pasokan pengairan sawah dari Waduk Gajah Mungkur. Kata dia ada beberapa hektar sawah yang tak mendapatkan pasokan lantaran jaraknya dengan saluran irigasi yang terlampau jauh. Namun, hal itu pun tak membuat resah warga sebab setiap pematang sawah memiliki sumur dalam buatan untuk mengantisipasi musim kemarau.
"Ada sekitar dua per tiga pertanian di Badung yang tak mendapatkan pasokan air dari Waduk Gajah Mungkur, tapi petani punya sumur dalam sehingga tidak masalah," katanya.
Ia pun optimis akan mendapatkan hasil maksimal pada panen raya awal Oktober mendatang. Dilain sisi, dia mengungkapkan kemarau juga tak berdampak pada kebutuhan air bagi warga setempat. Warga masih bisa mendapatkan air bersih dari sumur-sumur yang ada di depan rumahnya masing-masing.