Jumat 15 Sep 2017 15:51 WIB

BIJB akan Koordinasi dengan Kemenag untuk Buat Embarkasi Haji

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Kedatangan jamaah haji kloter 16 asal Banten di embarkasi Pondok Gede, Jakarta Timur.
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Kedatangan jamaah haji kloter 16 asal Banten di embarkasi Pondok Gede, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) menyatakan kesiapannya melaksanakan keinginan Presiden RI untuk memberangkatkan para calon haji Jawa Barat melalui BIJB di Kertajati, Majalengka, pada musim haji 2018. Namun, menurut Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra, agar jamaah haji bisa diberangkatkan melalui BIJB, maka diperlukan embarkasi untuk tempat istirahat jamaah.

"Penetapan embarkasi oleh Kemenag. Terkait embarkasi ini kami belum koordinasi dengan Kemenag. Jadi, memang harus berkoordinasi agar ada korelasi," ujar Virda kepada wartawan, saat Konferensi Pers terkait Kesiapan BIJB sebagai Embarkasi Haji 2018 di Hotel Grand Preanger Bandung, Jumat (15/9).

Virda mengatakan, kerusakan runway Bandara Halim Perdanakusumah pada saat pemberangkatan haji tahun ini memang telah mengisyaratkan bahwa pelaksanaan keberangkatan dan kepulangan haji tahun depan harus bisa diselenggarakan di BIJB.

"Kami sudah memiliki rencana pengembangan fasilitas haji dan umrah, termasuk pendukung embarkasi haji. Harapan kami, Kementerian Agama RI dapat menetapkan BIJB sebagai salah satu embarkasi haji pada 2018," kata Virda.

Virda menilai, sudah selayaknya, Jawa Barat sebagai daerah yang memberangkatkan calon haji mencapai hampir 40 ribu orang per tahunnya, atau sebagai daerah dengan jumlah calon haji terbanyak di Indonesia, bisa menyelenggarakan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji di bandaranya sendiri.

Namun, kata dia, untuk bisa menjadi tempat mendarat dan lepas landas pesawat yang biasanya mengantar para jamaah haji ke Tanah Suci seperti Boeing 777, runway atau landasan pacu di BIJB harus memiliki panjang 3.000 meter. Selama ini, baru terbentuk 2.500 dan siap membangun sampai 3.000 meter dengan lebar 60 meter.

Rencana pemanjangan runway ini, kata dia, disambut dengan langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang segera membebaskan lahan untuk pembangunannya tahun ini. Selanjutnya, runway akan diperpanjang kembali sampai 3.500 meter sehingga mampu mendaratkan dan menerbangkan pesawat Airbus A380.

Pemberangkatan haji pada 2018, kata dia, kemungkinan masih akan menggunakan Pemondokan Haji Bekasi sebagai tempat transit para calon haji. Tapi, pada tahun berikutnya akan dibangun embarkasi haji di kawasan aerocity yang berdampingan dengan BIJB. Pada Februari 2018 akan dilaksanakan soft launching dan runway masih 2.500 meter. Saat grand launching Juni 2018, runaway sudah lebih dari 3.000 meter.

"Jadi Insya Allah bisa digunakan untuk keberangkatan Haji 2018," katanya.

Selain untuk pemberangkatan haji, kata Virda, BIJB pun sangat berpotensi menjadi tempat pemberangkatan umrah. Selama ini setiap harinya, terdapat 7.000 pemberangkatan umrah se-Indonesia, 2.500 di antaranya berangkat melalui Bandara Soekarno Hatta di Jakarta.

Potensi para jamaah umrah, kata dia, dapat diserap oleh BIJB dengan menyediakan berbagai fasilitas khusus jamaah umrah dan haji. Lounge gratis dan khusus VIP seluas 770 meter persegi, akan disiapkan untuk jamaah umrah di sayap kiri terminal keberangkatan, lengkap dengan kursi tunggunya.

Virda mengatakan, akan dibangun juga 15 Mushala dengan luas 142 meter persegi di bandara tersebut yang mengantongi sertifikasi arah kiblat, tempat wudu yang terpisah dari toilet, sampai penyediaan gerai makanan dan minuman halal.

"Dengan berbagai fasilitas untuk ibadah dan penyediaan toko-toko halal tersebut, diharapkan BIJB akan mendapat anugerah World''s Best Airport for Halal Travellers pada tahun berikutnya," katanya.

Menurut Virda, pekerjaan pembangunan sisi darat yang terbagi dalam tiga paket pekerjaan hingga 13 September ini sudah mencapai 59,39 persen. Ditargetkan pembangunan bandara oleh kontraktor BUMN terpercaya ini selesai pada Desember 2017.

Pengerjaan pembangunan BIJB dalam paket infrastruktur, kata dia, sudah mencapai 93,7 persen. Pembangunan terminal penumpag sudah 41,49 persen, sedangkan bangunan penunjang sudah dibangun mencapai 87,3 persen.

BIJB sendiri, menurut Virda, dirancang menjadi bandara untuk melayani pesawat berbadan lebar, dengan kapasitas 121 ribu meter persegi untuk terminal penumpang dan 90 ribu meter persegi untuk terminal kargo. BIJB akan meringankan lalu lintas udara di Bandara Soekarno Hatta yang sudah menjadi bandara kedelapan terpadat di dunia tersebut.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement