Jumat 15 Sep 2017 13:10 WIB

Kemarau, Pertunjukan Air Mancur Purwakarta Diliburkan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Endro Yuwanto
Dedi Mulyadi
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mengumumkan secara resmi mengenai penutupan sementara pementasan air mancur menari Taman Sri Baduga Situ Buleud. Penutupan air mancur tersebut, dampak dari musim kemarau.

Debit air Situ Buleud mengalami penyusutan drastis. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, pada akhir pekan ini tidak ada pementasan air mancur menari. Biasanya, air mancur ini terbuka untuk umum pada Jumat malam dan Sabtu malam. Namun, karena musim kemarau pementasannya ditutup sementara waktu.

"Elevasi air situnya, sudah berada di bawah pipa lampu. Normalnya, pipa lamu tersebut tergenang air," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Jumat (15/9).

Menurut Dedi, bila dipaksakan untuk tetap beroperasi, khawatir pipanya meledak. Karena itu, untuk meminimalisasi hal yang tak diinginkan, pertunjukan air mancur gratis diliburkan. Libur air mancur ini, sampai batas waktu yang tak ditentukan.

Kabid Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta Heri Anwar mengatakan, situ yang berada di Kelurahan Nagri Kidul ini, mengalami penurunan debit air sejak beberapa hari terakhir. Peristiwa ini merupakan hal yang biasa terjadi saat musim kemarau.

Akibat penurunan debit ini, kata Heri, air mancur yang terletak tepat di tengah dan mengelilingi situ dengan luas kurang lebih satu hektare tersebut tidak dapat dinyalakan sebagaimana biasa. Leading sector terkait dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan memutuskan untuk menutup sementara air mancur terbesar di Asia Tenggara tersebut. "Kami mohon maaf kepada warga yang hendak menonton, sebab air mancurnya diliburkan dulu," ujarnya.

Penutupan sementara air mancur ini, kata Heri, sudah diumumkan secara resmi. Salah satunya, melalui akun-akun media sosial. Supaya, warga dari luar Purwakarta yang hendak menonton, tidak kecewa dengan keputusan ini.

Menurut Heri, setiap akhir pekan, sedikitnya 20 ribu pengunjung memadati areal Situ Buleud. Pengunjung itu mayoritas merupakan warga di luar Purwakarta. Seperti dari Karawang, Subang, Bandung, Garut, bahkan ada dari luar Pulau Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement