REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Dinas Perikanan Kabupaten Badung, Bali secara berkesinambungan membantu nelayan memberikan alat tangkap ramah lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pesisir di daerah itu. Alat tangkap yang diberikan berupa pancingan dan jaring
"Sejauh pemantauan kami belum ditemukan ada nelayan yang menggunakan alat tangkap cantrang, namun kami memberikan bantuan alat tangkap berupa alat pancing dan jaring gillnet," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung Putu Oka Swadiana di Mangupura, Jumat (15/9).
Ia mengatakan, untuk penggunaan alat tangkap cantrang biasanya dipergunakan oleh nelayan di daerah Pulau Jawa, karena penggunaan alat tangkap itu paling cocok dipergunakan di peraian setempat. Oka Swandiana mengatakan dengan memberikan alat tangkap yang ramah lingkungan kepada nelayan, diyakini ekosistem biota laut tetap terjaga.
Untuk 2017, Pemkab Badung telah menganggarkan dana Rp 521,62 juta untuk membantu nelayan dalam pengadaan alat tangkap dan mesin kapal. "Pemberian bantuan alat tangkap ini, akan diserahkan Pemkab kepada kelompok nelayan di Cemagi dan Tanjung Benoa," katanya.
Dari anggaran itu, alat tangkap yang akan disalurkan berupa sembilan unit jukung, 24 unit pancing, 115 set jaring gillnet dan 27 unit mesin tempel. Ia mengharapkan, dengan adanya bantuan alat tangkap ramah lingkungan ini dapat membantu nelayan dalam meningkatkan produksi tangkapan ikannya yang nantinya dapat bermuara pada peningkatan penghasilan nelayan dan keluarganya.
Untuk penggunaan alat tangkap jaring klitik digunakan untuk menangkap udang lobster, sedangkan jaring gillnet berfungsi penangkapan ikan jenis tongkol, kenyar, layur, layang semua jenis ikan permukaan perairan. "Dengan alat tangkap jaring klitik merupakan alat tangkap ramah lingkungan yang tidak merusak ekosistem ikan yang masih kecil dan sesuai jenis penangkapan ikan yang dibutuhkan," katanya.