Kamis 14 Sep 2017 14:45 WIB

Antisipasi Bencana Kekeringan, BNPB Siapkan Rp 150 Miliar

Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan Samata Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (12/9).
Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan Samata Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menyebutkan, BNPB mempersiapkan alokasi anggaran untuk menghadapi kekeringan di Tanah Air sebesar Rp 150 miliar yang akan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. "Alokasi anggaran menghadapi kekeringan itu salah satunya untuk dropping air bersih kepada warga yang daerahnya mengalami kekeringan," kata dia di Bojonegoro, Jatim, Kamis (14/9).

Willem menjelaskan, dalam melaksanakan dropping air bersih kepada warga dilakukan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Tanah Air yang daerahnya mengalami kesulitan air bersih. Sesuai pemetaan pada musim kemarau tahun ini daerah yang rawan mengalami kekeringan mulai Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali.

"Saya tidak hapal jumlah kabupaten yang sekarang sudah mengalami kekekeringan. Tapi droping air bersih kepada warga yang daerahnya mengalami kekeringan sudah berjalan bekerja sama dengan BPBD di daerah yang mengalami kekeringan," kata Willem, menjelaskan.

Alokasi anggaran yang tersedia itu, lanjut dia, juga akan dimanfaatkan untuk membuat hujan buatan kalau memang memungkinan, membuat sumur air tanah, selain untuk berbagai keperluan lainnya. "Kalau memang masih kurang ya anggaran untuk menghadapi kekeringan bisa ditambah," ucapnya, menegaskan.

Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menurut Willem, kemarau tahun ini masih kalah ekstrem dengan kemarau pada 2015 karena adanya pengaruh El Nino. "Kemarau tahun ini hampir sama dengan kemarau 2016," ucapnya.

Di Bojonegoro, menurut Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, Kepala BNPB Willem Rampangilei akan melihat pembangunan jembatan di Desa Butoh, Kecamatan Ngasem yang rusak diterjang banjir bandang pada musim hujan lalu. Selain itu, ia juga akan melihat lokasi tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor yang longsor di dua lokasi masing-masing panjang 80 meter dan 20 meter dan jalan sepanjang 5 kilometer di Kecamatan Balen yang rusak diterjang banjir luapan Bengawan Solo.

"Perbaikan tanggul kanan Bengawan Solo dan peninggian jalan setinggi 1,5 meter di Kecamatan Balen, merupakan usulan baru," kata Andik. Ia menambahkan memperoleh alokasi anggaran rehablitasi dan rekonstruksi pascabencana sebesar Rp10 miliar di dalam APBN 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement