REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyarankan pada Muhammadiyah agar membentuk holding company bagi seluruh unit bisnisnya. Agar, berbagai usaha yang dikelola Muhammadiyah saat ini bisa lebih kuat. Bahkan, Sri juga menyarankan agar Muhammadiyah bisa melantai di pasar modal.
"Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi holding dengan menyediakan kebutuhan masyarakat di segala sektor, dari bayi hingga manula. Kenapa tidak membuat asuransi pendidikan dan kesehatan?" ujar Sri diacara Rakernas Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) dan Silaturahim Kerja Nasional Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann, Rabu (13/11).
Sri mencontohkan, Group Lippo yang dengan strategi bisnisnya mampu menguasai hampir seluruh sendi kebutuhan manusia. Ia menilai, Muhammadiyah memiliki potenai dan kemampuan untuk menyamai Lippo. Sri pun mengkritisi rencana Muhammadiyah yang berencana akan membuat mall. Karena, mal termasuk salah satu industri sunset. Kecuali, kalau Muhammadiyah memiliki ide bagaimana mengembangkan usaha tersebut.
"Di Amerika, ada mal yang tutup karena banyak yang lebih senang belanja ke Amazon," katanya.
Bahkan, menurut Sri, dalam 8 bulan terakhir ini pendapatan pajak yang tinggi adalah jasa pengiriman yang mengalami kenaikan luar biasa.
"Ini yang akan terjadi. Tunggangi arusnya. Liat perilaku anak-anak generasi Z. Pemerintah melihat dunia berubah," katanya.
Ditempat yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Muhamamdiyah mampu menjawab tantangan untuk menjadi holding company. Karena, Muhammadiyah memiliki banyak unit bisnis, sehingga peluang untuk menjadi holding sangat besar.
"Tinggal pada level detail untuk mengembangkan sumber daya yang kami miliki," katanya.
Haedar mengatakan, potensi Muhammadiyah untuk korporasi sebenarnya bahkan sangat besar. Karena, amal usaha Muhamadiyah di bidang pendidikan dan kesehatan saat ini telah memiliki unit bisnis. "Itu modal kita," katanya.
Kedua, kata dia, Muhammadiyah sudah punya berbagai macam model bisnis. Yakni, baik langsung dikelola perserikatan maupun dikelola oleh para saudagar.
"Ini peluang untuk jadi korporasi besar. Bahkan, Muhammadiyah sendiri sebenarnya sudah korporasi kan. Karena Muhammadiyah ini satu-satunya organisasi kemasyarakatan yang badan hukumnya seperti holding," katanya.