REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hasil deteksi satelit Terra dan Aqua menunjukan area potensial kebakaran hutan dan lahan terbanyak terlihat di Pulau Timor.
"Di pulau yang terutama di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka dan Belu nampak sekali titik-titik api bersebaran dan terlihat dengan jelas," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (11/9).
Selain di Pulau Timor yang nampak delapan titik api, satelit juga mendeteksi tiga hotspot (titik panas) berada di Pulau Flores dan satu lagi di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sehingga, katanya, perlu ada kewaspadaan dan antisipasi seiring dengan mulai masuknya musim kering dan musim kemarau. Ia mengatakan, titik panas tersebar di wilayah Nusa Tenggara Timur ini diyakini menjadi penyebab terjadinya Karhutla.
Meskipun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyatakan jumlah hotspot atau titik api secara nasional berkurang hingga 70-90 persen, namun kewaspadaan terus ditingkatkan seiring dengan mulai masuknya musim kering.
Jumlah hotspot tahun 2016 dibanding tahun 2015 (Periode 1 Januari-28 Agustus) dari pantauan satelit NOAA18/19 mengalami penurunan dari 8.247 titik tahun lalu, menjadi 2.356 titik pada tahun ini atau lebih dari 74,64 persen.
Penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah. Di Riau, pada periode yang sama tahun 2015 terdapat 1.292 titik api.Sementara tahun ini turun jadi 317 titik. Sedangkan di Kalteng, dari 1.137 titik api tahun lalu, turun menjadi 56 titik api pada tahun ini.
Ia mengapresiasi Lembaga konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia memasang alat pendeteksi dini kebakaran hutan dan lahan di kawasan Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi.
"Pemasangan alat dengan nama 'Early Warning Sistem' (EWS) ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan khususnya di kawasan gambut," kata Manager Klaster 2 WWF Indonesia Program Rimba Zainuddin Khalid di Jambi, Senin (11/9).