Ahad 10 Sep 2017 13:50 WIB

Menyisir Kesehatan Hati Para Anak Jalanan di Kota Malang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ratna Puspita
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) melakukan skrining hepatitis dan penyuluhan kesehatan anak jalanan di Rumah Singgah Anak Bina Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) Malang, Ahad (10/9).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) melakukan skrining hepatitis dan penyuluhan kesehatan anak jalanan di Rumah Singgah Anak Bina Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) Malang, Ahad (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penyakit yang menyerang hati seperti hepatitis tidak pernah peduli waktu, usia maupun jenis kelamin. Hepatitis dapat menyerang siapapun, terutama anak jalanan yang populasinya dianggap paling rentan terkena penyakit ini. 

Spesialis Penyakit Dalam dari Universitas Brawijaya (UB), Dokter Syifa Mustika menerangkan, gaya hidup anak jalanan membuat mereka lebih rentan terkena hepatitis. "Mereka mungkin ada yang menggunakan narkoba, suntikan, alkohol dan sebagainya yang bisa menimbulkan penyakit tersebut," kata Syifa saat ditemui Republika di Rumah Singgah Anak Bina Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) Malang, Ahad (10/9).

Melihat gaya hidup demikian, timbul keinginan Syifa bersama mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UB untuk melakukan skrining hepatitis dan penyuluhan kesehatan anak jalanan. Upaya ini dianggap penting demi melakukan pencegahan dari penyakit yang berbahaya tersebut. Terlebih lagi, dia melanjutkan, gejala hepatitis sangat sulit dideteksi sebelum akhirnya diketahui saat sudah dalam kondisi parah.

Mengenai jumlah, Syifa mengaku menargetkan 150 orang yang tergabung dalam JKJT. Tidak hanya anak-anak, usia remaja, dewasa dan bayipun dihadirkan dalam kegiatan tahunan tersebut. Mereka datang tidak hanya melakukan pemeriksaan hepatitis tapi mendapatkan kesempatan bertanya-tanya ihwal kesehatan.

"Mereka datang ke sini registrasi terus tanya-tanya, pemeriksaan dan kasih obat bagi yang sakit biasa. Sementara untuk skrining hepatitis, kita ambil darah untuk cek hepatitis B dan C," kata dia.

Tanpa menunggu lama, Syifa menyebutkan, hasil skrining dapat diketahui hari itu juga. Dari sejumlah anak jalanan, Syifa dan tim menemukan beberapa yang positif hepatitis. Mereka ini akan mendapatkan pengobatan secara gratis dari jalur apa saja yang didapatkannya.

"Mereka kan tidak ter-cover BPJS, jadi kita koordinasi dengan jalur apa saja. Apalagi kegiatan kami tidak dapat bantuan dari pemerintah sama sekali walau kami sudah coba, tapi mereka (pemerintah) sebutnya tidak bisa karena belum masuk anggaran. Yang positif katanya mau bantu baru dari Dinas Kesehatan untuk menindaklanjuti yang mau diobat," kata dia, menerangkan. 

Pada kesempatan sama, Ketua JKJT Tedja mengatakan, kegiatan skrining dan penyuluhan kesehatan bagi anak jalanan di Kota Malang merupakan pertama kalinya dilakukan. Sebab itu, dia sangat mengapresiasi upaya ini mengingat gaya hidup anak jalanan yang rentan terkena hepatitis.

Untuk bisa mengajak para anak jalanan dalam kegiatan ini, Tedja mengungkapkan, sangat tidak mudah. Kebanyakan mereka takut teridentifikasi penyakit yang tidak diinginkan seperti AIDS. Oleh karena itu, terdapat beberapa anak jalanan yang enggan mendatangi kegiatan skrining tersebut.

"Saat mereka banyak yang enggak mau, saya ngomong aja ke mereka kalau saya siap bantu mereka apabila kedeteksi penyakit yang tidak diinginkan. Terus kalau mereka tetap tidak mau, saya bilang ke mereka, 'jangan salahkan saya kalau ternyata punya penyakit yang berbahaya'," ujar Tedja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement