Sabtu 09 Sep 2017 15:56 WIB

Diplomasi Minum Teh: Cara Mandela Perangi Kebencian

Nelson Mandela dan istri Winnie saat merayakan bebasnya Mandela dari penjara.
Foto:
Nelson Mandela bersama kapten tim rugby Afrika Selatan Francois Pienaar.

Langkah pertamanya sebagai presiden, Mandela mengundang Francois Pienaar, kapten tim rugby nasional Afrika Selatan (Springbok) yang berkulit putih, untuk minum teh dengannya. Sore itu dia mulai membangun sebuah aliansi dengan meminta Pienaar membantunya mengubah rugby menjadi sebuah kekuatan untuk menyatukan semua orang Afrika Selatan.

Saat Kejuaraan Piala Dunia Rugby pada tahun 1995, Pienaar memimpin Tim Springbok yang sebagian besar beranggotakan pemain kulit putih menyanyikan lagu lama perlawanan ras hitam -- yang sekarang menjadi lagu kebangsaan baru -- Nkosi Sikelele Afrika (God Bless Africa). Itu adalah demonstrasi paling kuat yang menunjukkan bahwa para pemain percaya memiliki Afrika Selatan yang bersatu.

Selama kejuaraan, Springbok menunjukkan semangat juangnya sehingga berhasil mencapai final melawan Selandia Baru. Pada tanggal 24 Juni 1995, beberapa menit sebelum pertandingan final dimulai, Mandela berjalan menuju ke tengah lapangan stadion tempat pertandingan berlangsung dengan mengenakan kaos hijau Springbok untuk menyalami Peenaar dan anggota Timnya serta mendoakan  kesuksesan Springbok.

Kerumunan penonton, yang sebagian besar terdiri dari orang kulit putih Afrika Selatan, tertegun. Selama bertahun-tahun, kaos hijau itu hanya dipandang sebagai simbol kaum kulit putih Afrika Selatan. Tak pernah terdengar kabar ada orang kulit hitam yang memakainya. Karena itu, melihat apa yang dilakukan Mandela, gemuruh sorak sorai meneriakkan ''Nel-son, Nel-son'' meletus dan semua orang – bauk kulit putih dan kulit hitam -- di seluruh Afrika Selatan merayakannya.

Mandela terus memimpin rekonsiliasi rasial selama masa kepresidenannya, dan kemudian menjadi duta besar untuk dunia bagi Afrika Selatan. Pada tahun 2004, negara ini dianugerahi panggung terbesar di dunia dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2010. Afrika Selatan juga berpeluang menjadi tuan rumah olimpiade. Kisah kemenangan rakyat Afrika Selatan ini dicatat oleh Carlin dalam bukunya Playing the Enemy: Nelson Mandela and Game That Made a Nation. Begitu hebatnya cerita ini sehingga menginspirasi film Invictus yang disutradarai Clint Eastwood memenangkan Academy Award.

Dalam buku Likenomics, Rohit Bhargava menulis bahwa orang tidak mengikuti Mandela karena gagasannya. Mereka mengikuti karena dia. Ketika dia mengundang Anda untuk minum teh dan mendengarkan kekhawatiran Anda, dan kemudian berbicara, itu mungkin masih belum bisa meyakinkan orang untuk mempercayai visis Anda. Akan tetapi, ketika Anda membuktikan pernyataan Anda dengan tindakan, orang yakin dengan visi Anda. Jadi bukan sekadar bersikap baik, namun dibuktikan dengan bertindak baik. Ketika bertemu dengan Pienaar, orang mungkin melihatnya sebagai sekadar seremonial. Namun, ketika dia mendatangi Tim Springbok di lapangan, itulah pembuktian kelanjutan dari seremonial itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement