Jumat 08 Sep 2017 18:40 WIB

Ikut Aksi Bela Rohingya, Walkot Padang Targetkan Rp 2 M

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Kebakaran terjadi di Desa Gawdu Zara, negara bagian Rakhine utara, Myanmar.
Foto: AP Photo
Kebakaran terjadi di Desa Gawdu Zara, negara bagian Rakhine utara, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah ikut aksi damai yang dilakukan berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam di halaman Kantor Gubernur Sumatra Barat, Jumat (8/9) sore ini. Mahyeldi bahkan menargetkan bisa menyumbang Rp 2 miliar dari pengumpulan donasi oleh aparatur pemerintahan dan sekolah-sekolah. 

"Saya sudah mengirim surat ke pusat terkait aksi Rohingya. Kami akan galang dana, dan berikan dana. Dukungan datang dari semua kalangan. Minimal Rp 2 miliar bisa dikirim ke Rohingya," ujar Mahyeldi. 

Mahyeldi juga mendesak pemerintah pusat untuk tidak ragu menyatakan sikap atas bencana kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar atas Etnis Rohingya. Ia juga mendesak pemerintah untuk menarik duta besarnya yang berkedudukan di Myanmar sebagai sikap tegas atas krisis kemanusiaan yang terjadi. Menurutnya, Indonesia yang merupakan negara terbesar di Asia Tenggara bisa menjadi motor penggerak dalam upaya penyelesaian krisis di Myanmar.

"Pemerintah jangan ragu dan bimbang untuk menunjukkan sikap sesuai UU. Bahwasanya kita negara yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan," katanya.

Aksi damai untuk mendukung Etnis Rohingya memang dilakukan gabungan organisasi masyarakat Islam, partai Islam, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), dan organisasi mahasiswa di Sumatra Barat. Sebelumnya, ratusan peserta aksi ikut menunaikan sholat Jumat di Masjid Nurul Iman dan diisi dengan doa qunut nazilah untuk mengadu kepada Allah SWT atas kekejaman pemerintah dan militer Myanmar terhadap Etnis Rohingya. Selama doa qunut nazilah dipanjatkan, tangis jamaah pun pecah. Terdengar kesedihan jamaah atas nasib Rohingya.

Ketua Forum Masyarakat Minang (FMM) Irfianda Abidin menyebutkan, aksi damai yang akan berujung di halaman Kantor Gubernur Sumatra Barat ini juga akan diikuti perwakilan Umat Buddha di Padang. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Padang mengutuk keras terhadap kekerasan di Rakhine, Myanmar.

"Sepanjang jalan kita juga akan mengumpulkan donasi dari masyarakat. Kami meminta untuk menarik Dubes Indonesia untuk Myanmar dan mengusir Dubes Myanmar di sini. Lalu tarik lagi Nobel Perdamaian untuk Aung San Suu Kyi," ujar Irfianda. 

Aksi damai ini rencananya akan diikuti juga oleh Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah. Mahyeldi dijadwalkan menunggu rombongan aksi di Kantor Gubernur Sumatra Barat untuk ikut memberikan dukungan terhadap peserta aksi.

Ketua Lajnah Tanfiziyah Majelis Mujahidin Indonesi Irfan S Awwas menyebutkan akhir-akhir ini umat Islam memang banyak diberi cobaan oleh Allah SWT. Setelah dua bulan lalu masyarakat Palestina dilarang masuk ke Masjidil Aqsa, kini merebak lagi kekerasan terhadap Etnis Rohingya. Ia mengajak umat Islam bersatu untuk mendukung Rohingya, meski tidak bisa langsung mendukung dengan turun langsung ke Rakhine, setidaknya umat Muslim bisa membantu dengan dana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement