Jumat 08 Sep 2017 17:16 WIB

Umat Buddha Kumpulkan Donasi untuk Muslim Rohingya

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gambar yang diambil dari video, kebakaran terjadi di desa Gawdu Zara, negara bagian Rakhine utara, Myanmar, Kamis (7/9). Wartawan melihat api baru terbakar di desa yang telah ditinggalkan oleh Muslim Rohingya.
Foto: AP Photo
Gambar yang diambil dari video, kebakaran terjadi di desa Gawdu Zara, negara bagian Rakhine utara, Myanmar, Kamis (7/9). Wartawan melihat api baru terbakar di desa yang telah ditinggalkan oleh Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tragedi kemanusian yang dialami Muslim Rohingya karena mendapat aksi kekerasan di Provinsi Rakhine di Myanmar, memicu banyak keprihatinan. Termasuk, umat Buddha yang ada di Jawa Barat.

Mereka, mengumpulkan dana kemanusiaan untuk meringankan penderitaan Rohingya. Bahkan, mereka pun menentang dan mengecam aksi kekerasan tersebut yang dinilai bertentangan dengan ajaran buddha.

Menurut Pembimbing Masyarakat Budha Jawa Barat dari Kementerian Agama RI, Eko Supeno, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Barat, umat budha menyatakan keperihatinan mendalam atas krisis Myanmar dan mengutuk segala tindakan kekerasan yang dialami muslim Rohingya. Karena, hal itu melampaui batas kemanusiaan yang oleh agama apapun tidak bisa diterima sama sekali. 

"Umat Buddha merasakan ini sebagai kejadian kemanusiaan. Kami mendukung penyelesaian kejadian di Myanmar, semua harus ikut aksi apapun yang bertujuan untuk kemanusiaan," ujar Eko seusai mengikuti aksi solidaritas untuk Rohingya di Gedung Sate, Jumat (8/9).

Menurut Eko, sebagai ungkapan keseriusan umat Buddha menentang kekerasan di Myanmar, sekitar 100 pengikut buddha dan para biksu mengikuti aksi yang dipimpin Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan tersebut. Awalnya, mereka sempat takut menjadi sasaran kekerasan oleh masyarakat. "Para biksu baru mendapat undangannya tengah malam, dan mereka siap ikut aksi," katanya. 

Eko pun, mengapresiasi umat Islam di Jawa Barat bisa menjaga kerukunan, walaupun umat Buddha sempat takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Bahkan, umat Buddha,  sempat berpikir bahwa semua wihara akan dijaga ketat kepolisian dan para biksu akan mendapat kekerasan. Hal ini mengingat oknum biksu di Myanmar diberitakan ikut melakukan kekerasan terhadap muslim Rohingya.

"Ternyata tidak secuilpun bagian wihara yang retak. Adapun itu hanya bentuk ungkapan-ungkapan dari beberapa orang yang melintas di depan wihara, tidak signifikan, tidak merugikan dan masih dalam batas wajar," katanya.

Umat Buddha, kata fia tidak menyetujui apapun bentuk kekerasan dan kejahatan. "Umat Buddha Indonesia senantiasa terus menyucikan hati, mendekati ajaran budha dan aturan negara, yakni Pancasila," kata Eko seraya mengatakan 198 wihara dan cetya di Jawa Barat siap menggalang dana untuk krisis kemanusiaan di Rohingya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement