REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Blusukan. Kata ini kian populer di mata masyarakat. Keberadaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap menggunakan kata blusukan ketika melakukan kunjungan kerja saat dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun saat duduk di kursi orang nomor satu Indonesia, membuat kata blusukan semakin merakyat.
Namun, blusukan yang dilakukan Jokowi, sapaan akrab Presiden, mulai mendapat tanggapan miring dari sejumlah masyarakat. Dengan blusukan Jokowi dianggap hanya melakukan kunjungan kerja dengan turun ke lapangan dan menyapa masyarakat saja. Tak ada manfaat lain yang didapat.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mencoba menjabarkan makna penting dari blusukan yang kerap dilakukan Jokowi. Menurut Pratikno, yang hampir setiap hari berbincang dengan Jokowi, menyebut bahwa Jokowi menganggap masyarakat sering salah menangkap apa yang disebut dengan blusukan.
"Blusukan itu bagi saya bukan semata-mata pergi jalan-jalan ke lapangan. Blusukan itu masuk hal detail di dalam pemerintahan. Jadi, blusukan itu bukan semata-mata secara fisik turun ke lapangan," kata Pratikno menirukan ungkapan Jokowi, dalam acara Komunikasi Politik Partai Golkar, Jumat (8/9).
Menurut Pratikno, keinginan Jokowi untuk blusukan dikarenakan dia ingin melihat setiap program kerja secara detail. Melihat apa yang dirasakan oleh masyarakat.
Melalui blusukan tersebut Jokowi bisa mengetahui lebih banyak apakah yang dilakukan pemerintah sudah benar atau belum. Selain itu blusukan juga bisa memberikan gambaran apa yang harus dilakukan pemerintah ke depan dan program kerja apa yang harus disiapkan.
Sebagai seorang Presiden, blusukan juga dilakukan Jokowi di tingkat pemerintah provinsi dan kementerian/lembaga (K/L). Blusukan tersebut dijabarkan dalam rapat terbatas (ratas). Ratas di Istana Negara memanggil setiap gubernur untuk memaparkan masing-masing program kerja khususnya pada sektor infrastruktur.
Jokowi menanyakan secara langsung hal apa yang sudah diajalanka dan apa yang menjadi kesulitan setiap provinsi. "Ini karena beliau (Jokowi) ingin tahu lebih detil apa yang dilakukan di setiap daerah. Jadi blusukan ini dicermati hingga ke kebijakannya," ujar Pratikno.
Saking bagusnya sistem blusukan, Pratikno bahkan sempat berkelakar pada Jokowi untuk membuat teori The Blusukan. Literasi ini dibuat dalam bahasa Inggris dan dijadikan bahan bacaan untuk sistem pemerintahan di negara lain.
Sebab, blusukan yang dilakukan sekarang bukan hanya sekadar jalan-jalan. Blusukan menjadi cara kerja pemerintah untuk mampu melihat lebih dalam apa yang dibutuhkan masyarakat, dan mengevaluasi secara detail program apa yang telah dan sedang berjalan, di mana program itu bisa dirasakan masyarakat.