Jumat 08 Sep 2017 15:13 WIB

Ratusan Warga NTB Kembali Suarakan Aksi Solidaritas Rohingya

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya (ilustrasi)
Foto: Republika/Taufiq Alamsyah Nanda
Aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ratusan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tergabung dalam Aliansi Persaudaraan Muslim (APM) menyuarakan protes keras atas tindakan keji yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga Rohingya. 

Massa aksi yang datang dari sejumlah lintas organisasi menggelar aksinya usai shalat Jumat di Islamic Center NTB menuju Kantor Gubernur NTB.  Ketua APM Dody Supriadi mengatakan, aksi ini bentuk solidaritas warga NTB atas penderitaan yang dialami warga Rohingya. Dody menyoroti lambannya sikap para pemimpin dari negara-negara Muslim di dunia atas tragedi kemanusiaan tersebut. 

"Padahal, Muslim Rohingya disebut PBB sebagai entitas paling menderita seluruh dunia dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun," ujar Dody di Islamic Center NTB, Jumat (8/9).

Meski sudah berlangsung lama, Dody mengaku heran hingga detik ini tidak ada jalan keluar bagi warga Rohingya untuk hidup tenang. "Sampai sekarang tidak ada solusi, bahkan semakin menderita karena yang sudah mengungsi di Bangladesh dan India mau dideportasi," kata Dody. 

Dody melanjutkan, kebiadaban militer Myanmar serta bungkamnya pemimpin dunia yang membuat penderitaan warga Rohingya semakin parah.  "Mereka sudah benar-benar terusir dari kampung halamannya, saat baru di tempat aman sudah diusir lagi, seolah tidak punya tempat berdiam diri," ucap Dody.

Massa aksi juga mengecam sikap pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi yang dianggap tidak pantas menyandang peraih gelar nobel perdamaian. "Aung San Suu Kyi peraih nobel perdamaian, tapi setelah berkuasa tidak berbuat apa-apa kepada menolong warganya," kata Dody. 

Selain mengecam tindakan agresif militer Myanmar, massa aksi mengajak seluruh umat Islam di Indonesia memberikan bantuan untuk meringankan penderitaan warga Rohingya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement