Jumat 08 Sep 2017 10:45 WIB

PDIP-Ponpes Al Falah Bahas Sinergi Islam-Nasionalis

Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah
Foto: MPR
Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah berdiskusi dengan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah, Ploso, Kediri, KH Zainuddin Jazuli. Diskusi ini tentang pentingnya sinergi Islam-Nasionalis. 

Khususnya PDI Perjuangan dan Nahdliyin dalam kebersamaan membangun bangsa dan menjaga ideologi dari rongrongan pihak yang belakangan mulai mengusik Pancasila sebagai dasar negara. Diskusi tersebut diadakan saat Ahmad Basarah melakukan kunjungan ke kediaman KH Zainuddin, di Ploso, Kediri, Kamis (7/9) malam.

Siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (8/9), menyebutkan, dalam diskusi itu juga dibahas mengenai agenda politik Pilkada Serentak 2018, yang salah satunya Pilgub Jawa Timur. Basarah ditugaskan khusus oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk sowan ke sejumlah kiai sepuh NU di Jatim. 

Dia didampingi Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi PDI Perjuangan) Falah Amru dan Ketua DPP Bamusi Nu'man Bashori, serta Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi, dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono. Adapun KH Zainuddin didampingi sejumlah keluarga besarnya di Ponpes Al Falah. Sebelum ke Ponpes Al Falah, Basarah juga sudah sowan ke sejumlah Kiai NU di Ponpes Lirboso, pimpinan KH Anwar Manshur.

"Baru kali ini ada kunjungan ke sini. Ini kunjungan besar dan penting sekali karena bicara soal hubungan nasionalis dan Islam," kata Kiai Zainuddin Jazuli.

Kiai Zainuddin mengatakan, dalam segala hal di Indonesia, khususnya di mana kemerdekaan juga merupakan hasil dari kerja sama kaum kebangsaan dan golongan agama, ketika ada kebersamaan akan membuahkan hal yang luar biasa. Terlebih ketika hubungan dan sinergi itu terjadi antara nasionalis dan NU atau dalam hal ini PDI Perjuangan dan Nahdliyin.

"Marhaen dan Nahdliyin kalau bersama sama pasti adem. Itu keinginan banyak orang sudah dari dulu," ujarnya.

Terkait dengan ancaman ideologi, KH Zainuddin juga menyampaikan apresiasinya karena PDI Perjuangan dan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu). Ini bisa dijadikan payung hukum untuk menindak setiap upaya perongrongan terhadap ideologi bangsa.

Saat ini, di momentum Pilkada Jawa Timur, di mana PDI Perjuangan punya keinginan kuat untuk bersama-sama dengan NU, itu menjadi hal yang sangat menggembirakan. "Sekarang mudah-mudahan kelakon (terlaksana), kami sudah minta Gus Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) untuk mencalonkan Gus Ipul. Apalagi ketika PDI Perjuangan juga bisa menyetujui calon yang diusung NU," kata dia.

Sementara itu, Basarah menyampaikan, selain untuk meminta masukan, pertimbangan, dan aspirasi soal Pilkada Jatim, hal penting yang ditekankan adalah soal bagaimana menyikapi ancaman ideologi yang belakangan ini mulai muncul. "Kami meyakini, dengan beriringan antara Nasionalis-Islam, antara PDI Perjuangan dan Nahdliyin dapat bahu-membahu dalam mengatasi ancaman ideologi bangsa dengan baik," kata Basarah.

Pesan penting lain yang juga disampaikan Basarah dalam pertemuan itu yakni soal masih terus dilakukannya propaganda dan fitnah terhadap Bung Karno, PDI Perjuangan, dan juga terhadap Presiden Jokowi. Fitnah tersebut dikaitkan dengan PKI dan komunisme.

"Yang sebut Bung Karno komunis dan PDI Perjuangan komunis adalah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Tuduhan Itu tidak benar sama sekali, fitnah yang amat keji. Mohon para Kiai NU juga membantu untuk meluruskan, kami mohon pak kiai jangan diam saja kalau Bung Karno dibilang komunis karena Bung Karno sejatinya adalah seorang santri," kata Basarah.

Setelah sowan ke Kiai Zainuddin, Basarah dan rombongan langsung menuju makam KH Chamim Jazuli (Gus Miek). Ulama kharismatik yang merupakan adik dari KH Zainuddin Jazuli semasa hidupnya dikenal sebagai kiai nyeleneh dan dianggap sebagai salah satu Wali Allah. Saat ziarah ke makam Gus Miek, doa dipimpin langsung putra KH Zainuddin Jazuli, Gus Toif.

"Ziarah ke makam Wali Allah dan makam para kiai ini bagian dari doa dan mengharapkan barokah. Gus Miek salah satu Wali Allah, maka sangat penting kita harapkan barokahnya," kata Gus Falah Amru.

Peninggalan ngaji Gus Miek yakni Semakan Al Quran dulu diikuti ribuan santri. Dan saat ini ngaji itu masih dilanjutkan putranya, dan juga masih diikuti ribuan santri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement