Jumat 08 Sep 2017 09:29 WIB

Pro & Kontra: Nasib Badan di Zaman Hoaks

Hoax. Ilustrasi
Foto:
Hoax. Ilustrasi

Pro ibarat memberi hadiah. Kapanpun disampaikan, tak ada waktu yang tak tepat. Yang pro otomatis menyatu. Kebaikan di pihak lain, direkayasa agar jadi hoax. Keberhasilan di pihak sendiri diungguh sedahsyat-dasyaaatnya. Keburukan di pihak lain, musti jadi tertawaan seluruh negeri.

Kontra ibarat beri kotoran. Kapanpun disampaikan, tak ada waktu yang tepat. Kontra karena kepentingan sepihak, juga pro untuk dirinya sendiri. Jadi apa bedanya dengan pro di atas?

Kalau begitu, pro dan kontra sama saja. Kepala saya makin pening. Hoax meraja lela. Pro dan kontra tak lagi malu perlihatkan belangnya. Kini makin banyak yang tak bisa bedakan, apakah pakai topeng atau tetap bertahan dengan wajah aslinya.

Direnung-renung soal hoax dan pro kontra, sedikit banyak juga lahir akibat media yang berat sebelah. Semua media ingin dipercaya. Tapi kebijakan redaksionalnya, bertentangan dengan sebagian nurani sebagian masyarakat.

Saya tertunduk. Ada yang kita lupa. Atau tepatnya kita abaikan. Tak mau tahu. Negeri ini mustinya berkhidmat untuk rakyat. Kepentingan orang banyak. Ini amanah bapak bangsa.

Pro dan kontra untuk rakyat, itu way-nya. Dalam renungan begini, kontra perlihatkan relung terbaiknya.

Sudah ditegaskan. Manusia penuh kekurangan. Jika pemegang kebijakan mau berbesar hati, kontra itu adalah masukan. Saat masukan diterima, tak ada rakyat yang memusuhi pemimpin negeri. Wallahu’alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement