Rabu 06 Sep 2017 22:38 WIB

Menhan: Pertahanan Negara Butuh Sinergitas Pusat dan Daerah

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi pembekalan pada rektor/ketua/direktur perguruan tinggi dan koordinator kopertis dalam rangka pembinaan kesadaran bela negara pada kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2017 di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (26/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi pembekalan pada rektor/ketua/direktur perguruan tinggi dan koordinator kopertis dalam rangka pembinaan kesadaran bela negara pada kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2017 di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan perlu sinergitas antara pusat dan daerah untuk mewujudkan pertahanan negara. "Meski otonomi daerah memberi kewenangan luas pada daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri, masalah pertahanan negara adalah tanggung jawab pemerintah pusat yang tidak didesentralisasikan," ujar Menhan di Jakarta, Rabu (6/9).

Dia menjelaskan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah juga menyebutkan bahwa urusan pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. "Peran daerah dalam aspek pertahanan negara sangat penting. Daerah dapat menjadi pintu masuk datangnya ancaman nonmiliter yang bersifat multidimensi".

Dengan demikian, perlu pengembangan postur pertahanan nirmiliter di daerah, yang memiliki kemampuan-kemampuan di antaranya kewaspadaan dini, bela negara, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, sosial, moral, serta dukungan pertahanan negara. Untuk itu, perlu adanya sinkronisasi kebijakan pertahanan negara antara pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka pembinaan kesadaran bela negara.

Dia menjelaskan pembinaan bela negara dilaksanakan pada lingkungan pendidikan, lingkungan pemukiman, dan lingkungan pekerjaan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka dibutuhkan pembinaan bela negara diselenggarakan secara simultan, terpadu, dan menyeluruh.

"Tentunya semua itu harus dilakukan secara sinergis antara pemerintah pusat dan daerah. Maka melalui rapat koordinasi ini daat menyiapkan pertahanan sejak dini melalui bela negara di berbagai wilayah Indonesia," kata Ryamizard.

Selain itu, perkembangan media sosial juga telah ikut mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia.Kementerian Pertahanan melakukan upaya untuk membentuk kembali karakter bangsa tersebut yaitu melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan karakter generasi muda.

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan karakter kepada generasi muda Indonesia yang dilakukan Kementerian Pertahanan bertajuk" Program Parade Cinta Tanah Air" (PCTA). Agenda tahunan yang diselenggarakan sejak 2012 ini diperuntukkan bagi mahasiswa dan mahasiswi dan pelajar SLTA sederajat dari seluruh Provinsi di Indonesia.

Tahun ini, PCTA berlangsung dari 4-7 September 2017 diisi dengan lomba diskusi serta aktivitas lainnya. Para peserta PCTA tingkat nasional berasal dari para pemenang di tingkat provinsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement