Rabu 06 Sep 2017 22:00 WIB

Polda Sumsel Lakukan Operasi Darat Cegah Karhutla

Rep: Maspril Aries/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kebakaran Hutan
Foto: Antara
Ilustrasi Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Selatan (Polda Sumsel) yang baru Irjen Pol Zulkarnain akan memperhatikan upaya preventif terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah kerjanya yang baru.

“Polda Sumatra Selatan berupaya memaksimalkan operasi darat untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun ini. Dukungan operasi darat dari akan dimaksimalkan sehingga kebakaran hutan dan lahan bisa dikendalikan sehingga tidak mengakibatkan bencana kabut asap sampai berakhirnya musim kemarau,” kata Irjen Pol Zulkarnain, Rabu (6/9).

Menurut mantan Kapolda Riau tersebut, dia akan melanjutkan program pencegahan karhutla dan program lainnya yang ditetapkan pejabat lama Irjen Pol Agung Budi Maryoto. “Seluruh program yang telah berjalan dengan baik akan dilanjutkan bahkan ditingkatkan sehingga bisa membuahkan hasil yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat,” ujarnya.

Kapolda Irjen Pol Zulkarnain yang sebelumnya pernah bertugas di wilayah Polda Sumatra Selatan dengan menjabat sebagai Kapolres Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kapolres Muara Enim, akan menjadikan kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu perhatian dalam menjalankan tugas di wilayah Sumatra Selatan yang cukup rawan dengan ancaman karhutla pada setiap musim kemarau.

Irjen Pol Zulkarnain menjelaskan, untuk mengatasi masalah karhutla kepala satuan wilayah yaitu Kapolres yang berada di daerah rawan karhutla diperintahkan melaksanakan operasi darat secara maksimal. “Dengan operasi darat secara maksimal dapat dilakukan penanganan secara cepat bersama-sama masyarakat jika terjadi karhutla di wilayah kerjanya sehingga tidak menjadi kebakaran besar yang bisa mengakibatkan bencana kabut asap,” katanya.

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1985 juga menegaskan akan melakukan penegakan hukum secara tegas terhadap tindakan masyarakat atau perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri yang berpotensi mengakibatkan karhutla dan bencana kabut asap, sehingga bisa terdeteksi dengan cepat.

“Masyarakat dan pihak perusahaan perkebunan jangan coba-coba melakukan pembukaan dan pembersihan lahan dengan cara membakar lahan Siapapun yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan lahan akan ditindak tegas serta diproses sesuai ketentuan hukum,” ujar jendral bintang yang pernah bertugas sebagai anggota Pasukan Perdamaian PBB di Mozambik.

Sementara itu berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, titik api atau hotspot di Sumatra Selatan sampai awal September  2017 cenderung menurun.

“Walau terjadi penurunan Satuan tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel harus tetap siaga. Posko-posko karhutla kita tetap siaga di lapangan, yang berada di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan maupun posko-posko yang berada di  wilayah hutan tanaman industri dan perkebunan,” kata Kepala BPBD Sumsel Iriansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement