REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto meresmikan Bawak Nao Center sebagai Pusat Informasi Wisata dan Rumah Baca Sajang, di Jalan Pariwisata, Dusun Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, pada Selasa (5/9) lalu. Bawak Nao Center tersebut juga merupakan program kerja yang telah digagas dan diselesaikan oleh Kelompok Mahasiswa Kreatif yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Genesia UMY.
Dalam kesempatan tersebut, Gunawan mengungkapkan rasa bahagia dan terima kasihnya kepada masyarakat Sembalun, khususnya Dusun Bawak Nao yang telah dengan lapang hati menerima dan memberikan banyak pelajaran bagi mahasiswanya. "Saya ucapkan terima kasih banyak kepada warga yang telah memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa kami, untuk belajar bermasyarakat. Karena sebenarnya, kami membutuhkan mahasiswa yang tidak hanya pandai dalam belajar di bangku perkuliahan, namun yang terpenting adalah mereka mampu bermasyarakat," ujarnya.
Gunawan juga menyampaikan bahwa terjun dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, bukanlah perkara yang mudah, sehingga mahasiswa pun tertantang untuk menghadapi hal tersebut melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN).
"Saya yakin, anak-anak kami pasti mendapatkan proses pendewasaan yang hebat dalam program KKN ini. Karena mereka telah bekerjasama dengan masyarakat dalam banyak hal, termasuk dalam pemecahan masalah dan pemunculan ide-ide baru dalam pengembangan masyarakat. Ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa itu ada untuk bangsa," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Usman selaku Camat Sembalun. Menurutnya, ini adalah kali kedua UMY menjalin kemitraan dengan Sembalun. Ia berharap kemitraan tersebut akan terus terjalin, karena membawa semangat positif bagi masyarakat khususnya di bidang pariwisata.
Sembalun sendiri memang masih merupakan daerah tertinggal, terluar, terdepan (3T). Akan tetapi, pariwisata alam Sembalun ternyata menjadi idola, tidak hanya di mata wisatawan lokal dan nasional, tapi juga di ranah internasional. Mereka berharap kedepannya kami bersama mahasiswa dan pemuda dapat mengembangkan opsi wisata lainnya, seperti kearifan lokal atau budaya yang ada di Sembalun.
Sementara itu, menurut Rahmat Ghifar Djulihardy selaku ketua kelompok KKN Genesia UMY, program Pusat Informasi Wisata dalam Bawak Nao Center tersebut merupakan program kerja Divisi Pariwisata yang berkolaborasi dengan Divisi Ekonomi Kreatif, sedangkan Rumah Baca Sajang merupakan program kerja dari Divisi Pendidikan. KKN Genesia UMY sendiri sebelumnya telah secara resmi dilepas oleh Bupati Lombok Timur pada tanggal 20 Juli 2017 yang lalu.
"Kelompok KKN kami telah mengabdikan diri di Desa Sajang, Sembalun ini selama hampir dua bulan dan telah menyelesaikan beberapa program kerja di Bidang Pariwisata, Pendidikan, Ekonomi Kreatif, Kesehatan dan Pertanian," ujarnya.
Rahmat juga meyakini bahwa keberadaan Rumah Baca Sajang tersebut dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pariwisata Sembalun. "Rumah baca ini juga kami harapkan dapat memberikan kesempatan lebih bagi anak-anak di Desa Sajang untuk menuntut ilmu pengetahuan di luar jam sekolah. Sehingga hal tersebut dapat mendukung performa dalam kualitas SDM yang kedepannya dapat turut menyokong percepatan kemajuan pariwisata Desa Sajang," kata dia.
Sent from my iPhone