REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi puncak musim kemarau 2017. Salah satunya adalah pembuatan sumur bor, untuk mencegah kekeringan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, puncak musim kemarau 2017 diperkirakan dominan terjadi antara Juli - September 2017. Sebanyak 117 kecamatan dan 394 desa/kelurahan yang tersebar di 31 kabupaten/kota sudah mengalami kekeringan akibat musim kemarau 2017.
Sebanyak 31 kabupaten/kota di enam provinsi ini seperti DI Yogyakarta satu kabupaten/kota, Jawa Barat (Jabar) dua kabupaten/kota, Jawa Temgah (Jateng) 11 kabupaten/kota, Jawa atimur (Jatim) empat kabupaten/kota, Nusa Tenggara Barat (NTB) satu kabupaten/kota, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 12 kabupaten/kota. Untuk mengatasinya, ia menyebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan dropping air bersih ke daerah-daerah yang terlanda kekeringan.
"Untuk upaya jangka pendek dilakukan dengan dropping air bersih menggunakan tangki air. Kemudian beberapa daerah melakukan pembuatan sumur bor," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/9).
Selain itu, sebelumnya sudah dilakukan pembangunan sumur bor, pembangunan bak penampungan air komunal, perbaikan situ dan danau, pemanenan air hujan dan lainnya. Ia menambahkan, karena kekeringan sangat terkait dengan pemulihan kualitas lingkungan dan konservasi tanah dan air maka upayanya perlu waktu cukup lama.