REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan sejumlah capaian pembangunan infrastruktur yang telah dibangun sejak dia menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia. Jokowi menyampaikan hal itu di hadapan ratusan simpatisan yang tergabung dalam Pro Jokowi (Projo).
Menurut Jokowi, pemerintahan kali ini telah banyak membangun jalan tol, pelabuhan, jalur kereta api, hingga bandara. Pembangunan ini dilakukan secara merata dari Pulau Sumatra hingga Pulau Papua.
Hal tersebut dilakukan karena pemerintah tahu infrastruktur ini penting dalam memajukan Indonesia. "Jadi jangan bilang kalau pembangunan ini belum berjalan. Sudah berjalan (pembangunannya), tapi belum selesai," kata Jokowi dalam pembukaan Rakernas III Projo, Senin (4/9).
Selain itu, pemerintah juga telah memperbaiki pos-pos di perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Banyak pos yang sebelumnya mirip kandang ayam disulap menjadi pos yang megah.
Dia berharap perbaikan ini bisa memberikan gambaran bahwa Indonesia adalah negara besar, dan pos perbatasan ini menjadi kebanggaan serta harga diri negara yang harus ditata sebaik mungkin.
Jokowi menjelaskan, sebuah negara memerlukan infrastruktur yang memadai. Tanpa adanya infrastruktur, jangan harap sebuah negara bisa bersaing dengan negara lain.
Jokowi mencontohkan pelabuhan merupakan infrastruktur penting untuk membawa barang-barang dari satu daerah ke daerah lain. Dengan kondisi Indonesia yang terpisah-pisah oleh lautan, pelabuhan menjadi akses yang sangat penting dalam membawa barang yang diproduksi oleh suatu daerah untuk dijualbelikan.
Selain pembangunan infrastruktur, Jokowi juga membeberkan mengenai kinerja pemerintah dalam mendapatkan divestasi saham 51 persen milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Menurut dia, pemerintah hingga periode dulu sebelumnya hanya mampu membeli sembilan persen saham PTFI.
Nilai ini sangat kecil bagi pemerintah. "Dulu sembilan persen diam saja. Ini negosiasi sudah 2,5 tahun, yang insentifnya enam bulan terakhir. Memang alot, kalau enggak ngotot, ya, dapetnya sembilan persen lagi," kata Jokowi.
Jokowi juga senang karena pemerintahan yang dia pimpin berhasil mengakuisisi Blok Mahakam hingga 100 persen untuk dieksplorasi oleh PT Pertamina, yang dulunya dikerjakan oleh perusahaan dari Jepang dan PT Total dari Perancis. Dia menjelaskan, Pertamina harus siap dengan kepemilikin Blok Mahakam hingga 100 persen.
Jika memang Pertamina mau melakukan kerjasama dengan perusahaan lain maka mayoritas kepemilikan tetap harus dipegang oleh Indonesia. "Masa satu persen saja tidak diberi. Iya yang Blok Mahakam itu diem saja bertahun-tahun," ujarnya.