REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Aliansi Kemanusiaan Peduli Rohingnya yang datang dari sejumlah elemen kelompok masyarakat di NTB turun ke jalan memprotes kebiadaban militer Myanmar terhadap warga Rohingnya. Massa aksi mulai berjalan dari Gelanggang Pemuda NTB menuju Islamic Center NTB dan berakhir di Kantor Gubernur NTB, Senin (4/9).
Pantauan Republika, massa aksi mulai bergerak dari titik kumpul awal di Gelanggang Pemuda sekitar 09.30 Wita, dengan melintasi sepanjang Jalan Pendidikan. Sejumlah elemen lainnya, seperti para massa aksi dari kalangan mahasiswa UIN Mataram juga telah menunggu iring-iringan untuk bergabung bersama melanjutkan perjalanan ke Islamic Center NTB.
Massa aksi yang terdiri atas Pemuda Pancasila, Nahdlatul Wathan, PMII, HMI Pemuda Muhammadiyah, GP Anshor, dan Laskar Mujahidin bersatu menyuarakan kegeraman atas kekejaman Myanmar. Koordinator Umum Muhammad Isnaini mengatakan, apa yang dilakukan militer Myanmar merupakan kejahatan internasional yang cukup serius dan wajib disikapi dunia internasional.
"Sudah saatnya Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-JK mengusir dan menutup Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia," ujar Isnaini di Mataram, NTB, Senin (4/9).
Selain itu, massa aksi meminta Indonesia segera melakukan langkah diplomatik terhadap negara-negara Asean untuk mengeluarkan keanggotaan Myanmar dari Asean. Massa aksi juga meminta Jokowi menarik duta besar Indonesia di Myanmar.
Isnaini menyampaikan, tragedi kemanusiaan ini sudah menjurus pada penghapusan etnis. Tak hanya berkutat pada persoalan agama, maupun suku, apa yang terjadi di Myanmar juga merupakan pelanggaran dari nilai-nilai kemanusiaan. "Cabut Nobel Aung San Suu Kyi, usir Kedubes Myanmar, dan copot Myanmar dari anggota Asean," kata Isnaini menambahkan.