REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung menemukan 15,6 kg hati sapi dari 17 ekor sapi yang disembelih dan 20,7 kg hati domba dari 23 ekor domba yang disembelih, di Kota Bandung, ternyata berpenyakit cacing hati. Hal itu diketahui petugas dari Dispangtan saat penyembelihan hewan kurban.
Saat penyembelihan hewan kurban, Dispangtan menerjunkan 44 petugas post motrem (pemeriksaan hewan setelah disembelih) ke seluruh masjid di Bandung yang mengadakan pemotongan hewan. "Temuan hewan berpenyakit cacing hati itu, saat petugas memeriksa di hari pertama Idul Adha. Jumlah hewan yang telah diperiksa 921 ekor sapi dan 1.158 ekor domba," ujar Menurut Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah kepada wartawan di Balai Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Menurut Elly, hati berpenyakit itu telah dibuang agar tidak diberikan kepada mustahik. Dia pun minta kepada masyarakat tidak resah dan khawatir karena hati hewan kurban lebih banyak yang sehat dibanding yang berpenyakit.
Elly mengatakan, hewan kurban itu saat masih hidup memang tak dapat dilihat berpenyakit cacing hati atau tidak, karena cacing hati bisa terlihat setelah disembelih serta hatinya pun harus di bedah terlebih dulu. Jika hati itu berrongga atau berlubang putih, berarti ada telur dan cacing bahkan tak jarang petugas menemukan langsung cacing dan telurnya.
Menurut Elly, sebenarnya cacing dan telurnya itu akan mati bila direbus air hingga mendidih 100 derajat Celcius. Hanya masalahnya, banyak masyarakat hanya membakar hati hewan kurban untuk dijadikan satai.
"Jika tidak benar membakarnya kemungkinan besar hati berisi telur dan cacing itu termakan oleh manusia dan itu membahayakan kesehatan," kata Elly.
Elly pun meminta masyarakat untuk menghindari memakan hati yang terkena cacing hati tidak. Caranya, sebelum memakan sebaiknya hati sapi atau domba masyarakat membelah dulu dan melihat apakah berrongga atau mulus. "Petugas post mortrem kami akan memeriksa hewan kurban selama dua hari," katanya.