REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie berpendapat, tokoh Myanmar Aung San Suu Kyi, tidak pantas dianugerahi sebagai penerima nobel perdamaian. Menurutnya, Aung San Suu Kyi tidak pernah memperjuangkan kemanusiaan dan hanya memperjuangkan dirinya sendiri.
"Aung San Suu Kyi tidak pantas menerima penghargaan. Dia tidak memperjuangkan nilai kemanusiaan, dia hanya memperjuangkan dirinya sendiri," kata Jimly seusai menjadi khatib pada pelaksanaan Shalat Idul Adha di Lapangan Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (1/9).
Aung San Suu Kyi yang tetap bungkam meski melihat pembantaian Muslim Rohingya di negaranya. Karena itu, Jimly berharap Indonesia bisa mengambil inisiatif lebih besar dalam upaya penyelesaian konflik. Apalagi status Indoneaia sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara.
"Sebagai negara terbesar di ASEAN sudah seharusnya Indonesia mengambil inisiatif lebih besar (menyelesaikan konflik Rohingya). Terutama tokoh-tokoh masyarakat Buddhis di sini lebih peduli pada nasib Rohingya," kata Jimly.
Seperti diketahui, pembunuhan umat Islam etnis Rohingya oleh aparat keamanan Myanmar kembali terjadi. Kekerasan ini dilaporkan telah menewaskan ratusan Muslim Rohingya dan membuat ribuan lainnya mengungsi.