REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sapi seberat 960 kilogram 'terparkir' di pelataran Islamic Center Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (31/8). Sapi dengan jenis simental ini bukan sapi biasa. Pasalnya, sapi tersebut merupakan sapi milik orang nomor satu di republik ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sapi tersebut akan disumbangkan kepada para dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim di Lombok, NTB. "Pak Presiden menyumbang sapi jenis simental ini untuk Hari Raya Idul Adha besok," ujar Kepala Unit Pengelola Islamic Center NTB, Abdul Muhti di Islamic Center NTB, Kamis (31/8).
Dia mengatakan sapi tersebut sudah melalui tahap pemeriksaan dan kelayakan sebagai syarat menjadi hewan kurban. Sapi milik Jokowi, kata Muhti, ditempatkan di halaman belakang Islamic Center NTB, bersama 30 sapi lain hasil sumbangan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi, Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, dan sejumlah dinas dan instansi di NTB. Sapi dari Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi berjenis berangus tercatat seberat 850 kilogram, sedangkan sapi sumbangan Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin dan Sekretaris Daerah, Rosiady memiliki berat 450 kilogram dengan jenis berangus.
"Sapi sumbangan Presiden akan dibagikan kepada sekitar 2 ribu kaum dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim yang ada di Mataram dan Lombok pada umumnya," ujar Muhti.
Sapi sumbangan Gubernur NTB akan disalurkan untuk salah satu Pondok Pesantren di Pancor, Lombok Timur. Muhti mengatakan selain 30 ekor sapi, Islamic Center NTB juga akan menyalurkan 75 ekor kambing sumbangan dari dinas atau instansi dan masyarakat umum.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur, Syamsuri Hamzan, mengatakan sapi sumbangan Jokowi dibeli dari kelompok ternak Bareng Mele di Kelurahan Kelayu, Kecamatan Selong, Lombok Timur yang dikenal sebagai sentra ternak sapi. "Jenis sapi Presiden itu usia sekitar 3 tahun 4 bulan, staf khusus Presiden yang datang dan langsung membayar," kata Syamsuri.
Syamsuri mengatakan, harga sapi milik Jokowi diperkirakan mencapai Rp 60 juta. Para peternak sapi di Lombok Timur, kata dia, mendapat perhatian khusus dari pihak kepresidenan sejak empat tahun terakhir terkait sapi kurban. "Tahun lalu, Presiden juga membeli sapi kurban di Lombok Timur dengan berat 870 kilogram," ujar Syamsuri.
Dia menyebut, simental merupakan jenis sapi Eropa yang terkenal sebagai sapi pedaging. Jenis sapi ini mulai dikembangkan di Lombok Timur melalui sistem inseminasi buatan, bersama sapi jenis berangus dan sapi jenis bali, yang sudah lebih dulu dikembangkan peternak.
Menurut Syamsuri, saat ini populasi ternak sapi di Lombok Timur mencapai 127 ribu ekor, di mana 30 persen di antaranya merupakan sapi peranakan seperti simental dan berangus, dan sisanya sapi Bali. Syamsuri mengatakan, populasi Sapi di Lombok Timur juga mendukung Bumi Sejuta Sapi (BSS) di NTB. "Tahun ini saja kita juga kirim 400 ekor untuk kebutuhan DKI Jakarta," ujar Syamsuri.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Aminurrahman, mengatakan, stok sapi untuk kebutuhan ternak potong di wilayah NTB mengalami surplus dan dinilai aman untuk memenuhi kebutuhan ternak potong di Hari Raya Idul Adha tahun ini. Tahun ini potensi sapi potong di NTB yang terdiri dari Lombok dan Sumbawa mencapai 130 ribu ekor lebih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 75 ribu ekor untuk memenuhi kebutuhan dalam wilayah NTB, sedangkan sisanya untuk kebutuhan nasional di sejumlah provinsi lain seperti DKI Jakarta, dan sejumlah provinsi di Sulawesi dan Kalimantan. "Jadi masih ada surpluslah sekitar 60 ribu ekor lebih. Nah dari surplus ini yang kita kirim ke luar daerah," kata Aminurrahman.