REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kekeringan akibat musim kemarau saat ini mulai mengancam areal tanaman padi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Indramayu. Para petani pun diimbau untuk menanam tanaman palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
"Ancaman kekeringan sedikitnya terpantau di lima kecamatan," ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Selasa (29/8).
Adapun kelima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Krangkeng, Bongas, Anjatan, Patrol dan Sukra. Di kecamatan-kecamatan itu saat ini belum memasuki masa panen. Dari kelima kecamatan tersebut, Sutatang menyebutkan, ancaman kekeringan paling parah terjadi di Kecamatan Krangkeng. Di wilayah itu, pasokan air menuju areal sawah berkurang drastis. Padahal di sisi lain, tanaman padi sedang sangat membutuhkan banyak air.
"Umur tanaman padi (di Kecamatan Krangkeng) rata-rata memasuki 40 hingga 60 hari. Sedang butuh banyak pasokan air," terang Sutatang.
Sutatang mengakui, para petani masih bisa mengairi sawah mereka meski dengan pompanisasi. Namun jika kedepan sungai di daerah tersebut semakin mengering, maka tanaman padi pun terancam gagal panen. "Sekarang kan hujan tidak pernah turun lagi," tutur Sutatang.
Untuk mengantisipasi gagal panen akibat kurang air, Sutatang pun mengimbau agar para petani yang hendak memulai musim tanam gadu II untuk beralih ke palawija. Pasalnya, tanaman palawija tidak membutuhkan banyak air.
Selain itu, lanjut Sutatang, penanaman palawija setelah padi juga bisa memutuskan siklus hama, seperti wereng dan klowor yang pernah mengganas beberapa bulan terakhir. Jika penanaman padi dilakukan secara terus menerus, maka siklus hama pun tidak terputus.
Salah seorang petani di Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Rusdani, mengaku saat ini sengaja memilih menanam palawija dibandingkan padi. Selain bisa mengantisipasi kurangnya pasokan air, penanaman palawija juga bisa meredam serangan hama pada tanaman padi. "Saya tanam semangka," tutur Rusdani.
Terpisah, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn atau yang akrab disapa Faiz, menjelaskan, dari hasil monitoring terbaru pada 20 Agustus 2017, musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dominan hari tanpa hujan dengan kriteria panjang. Namun, adapula sebagian daerah di Wilayah Ciayumajakuning yang musim kemaraunya hari tanpa hujan dengan kriteria sangat panjang.
"Diprakirakan pada September mendatang wilayah yang musim kemaraunya hari tanpa hujan dengan kriteria sangat panjang akan semakin bertambah," ujar Faiz.