Senin 28 Aug 2017 19:34 WIB

Menristekdikti: Batam akan Jadi 'Silicon Valley' Indonesia

Sejumlah yacht berada di Nongsa, Batam (ilustrasi).
Foto: M N Kanwa/antara
Sejumlah yacht berada di Nongsa, Batam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan Batam dipersiapkan untuk menjadi 'Silicon Valley' Indonesia. "Batam merupakan kota yang sangat strategis yang dekat dengan Singapura dan Malaysia. Nanti, Nongsa akan dijadikan kawasan yang penuh inovasi seperti 'Silicon Valley' di Amerika Serikat," ujar Nasir usai kunjungan di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Senin (28/8).

Dia menjelaskan, Batam telah memiliki Nongsa Digital Park (NDP) dan akan dijadikan kawasan pengembangan perusahaan pemula di Tanah Air. Saat ini, di kawasan itu terdapat studio animasi dan film terbesar di Asia Tenggara yakni Infinite Studio.

Studio itu telah berhasil mengerjakan film animasi yang tayang di berbagai saluran televisi berbayar. Selain itu juga menjadi tempat suting beberapa film ternama. Nasir mengatakan Batam dinilai potensial sebagai pusat pengembangan bidang digital ekonomi, karena Batam adalah kawasan industri yang permintaan sangat tinggi dari perusahaan-perusahaan Singapura dan Malaysia.

Para pengusaha pemula dari Indonesia inilah, katanya, yang harus disiapkan sebagai penyedia. Dia mengatakan, jika NDP bisa berkembang maka seluruh dunia pun akan tertarik bekerja sama. "Kami berharap NDP dapat menjadi tempat berkumpulnya para startup di bidang digital ekonomi. Untuk itu akan ada proses penandatanganan MoU dengan NUS dan Politeknik di Singapura pada 7 September nanti," katanya.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu menjelaskan hal itu merupakan bagian dari rencana besar untuk mengembangkan Batam sebagai sektor ekonomi digital Indonesia. MoU ini akan ditanda tangani pada waktu Indonesia dan Singapura memperingati 50 tahun hubungan diplomatik yang akan dihadiri oleh Presiden Jokowi di Singapura.

Menurut Nasir kawasan ini bisa menjadi laboratorium mahasiswa untuk melakukan praktik langsung di lapangan. Terutama untuk mahasiswa yang meminati bidang animasi dan perfilman.

Pihaknya siap memangkas regulasi yang justru menghambat perkembangan ekonomi digital di Indonesia. "Dengan ada kawasan seperti ini tentu akan mendukung industri kreatif Indonesia. Nah, SDM yang membuat studio film dan animasi level dunia seperti ini bisa didapat dari Politeknik Negeri Batam. Buktinya lulusan Politeknik Negeri Batam banyak yang sudah bekerja disini. Saling berkolaborasi," katanya.

Sementara itu, perwakilan dari Citramas Group, Kris Willuan, mengatakan bahwa hasil produksi nantinya ingin dikembangkan lebih banyak tentang karakteristik budaya Indonesia. "Kami mulai mengembangkan animasi mengenai budaya dan cerita khas Indonesia. Ke depannya akan diperbanyak konten tentang kearifan budaya Indonesia," tutur Kris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement