Senin 28 Aug 2017 18:46 WIB

80 Desa di Pamekasan Dilanda Kekeringan

Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur menyatakan, sedikitnya 80 desa di wilayah itu kini dilanda kekeringan pada kemarau kali ini.

"Jumlah sebanyak 80 desa yang dilanda kekeringan tersebut, berdasarkan hasil pendataan terbaru yang kami lakukan di lapangan," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Senin (28/80).

Budi menjelaskan, ke-80 desa itu kini telah kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi dan memasak. "Yang 80 desa itu, tersebar di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan, termasuk di Kecamatan Kota Pamekasan," ujarnya.

Menurut Budi, pihaknya telah melaporkan hasil pendataan itu kepada Bupati Pamekasan, tapi SK tentang Bencana Kekeringan belum ditandatangani. "Kami tidak bisa bergerak cepat, karena penanganan bencana kekeringan ini, harus berdasarkan SK Bupati," ujarnya.

Bantuan distribusi air bersih yang dilakukan BPBD Pemkab Pamekasan selama ini, hanya bisa dilakukan apabila ada pengajuan permohonan bantuan secara langsung dari aparat desa. "Selama tidak ada permohonan, kami tidak berani untuk bertindak, khawatir melanggar hukum," ujarnya, menjelaskan.

Sementara itu, menurut Kepala BPBD Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus, jumlah desa yang mengalami kekeringan pada kemarau kali ini, sama dengan tahun sebelumnya.

Menurut Firdaus, pada 2016, daerah rawan kekeringan di Pamekasan sebanyak 299 dusun di 80 desa. "Tapi kalau dulu hanya di 11 kecamatan saat ini, justru tersebar di 13 kecamatan. Jumlahnya sama, tapi sebarannya semakin luas," ucap Akmalul Firdaus.

Menurutnya, dari 299 dusun yang rawan kekeringan itu, di antaranya kering keritis sebanyak 166 dusun di 37 desa. Kering langka melanda yang 133 dusun, di 42 desa di 11 kecamatan.

Kekeringan kritis itu terjadi, karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih. Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement