Sabtu 26 Aug 2017 21:41 WIB

Triawan Munaf Ingin Pengemasan Karnaval Lebih Baik

Presiden Joko Widodo (kanan), Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kedua kiri), Walikota Bandung Ridwan Kamil (kiri) berada di
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Presiden Joko Widodo (kanan), Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kedua kiri), Walikota Bandung Ridwan Kamil (kiri) berada di "Kereta Pancasila" saat mengikuti Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan (KKPP) 2017 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). KKPP 2017 diikuti 2.500 peserta dari 13 Provinsi se-Indonesia dengan rute sepanjang 3,8 km dalam rangka memeriahkan Puncak Peringatan HUT Ke-72 RI.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menginginkan pengemasan acara karnaval di Indonesia semakin baik sehingga bisa menjadi sarana promosi industri kreatif sekaligus mensejahterakan masyarakat.

"Intinya, modal dan bahan sudah ada. Yang belum adalah pengemasan yang lebih baik. Saya harus akui pengemasan kita belum sempurna. Masih banyak yang perlu diperbaiki," kata Triawan Munaf di Taman Vanda Kota Bandung, Sabtu.

Triawan turut meramaikan acara Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Triawan, karnaval sudah menjadi semacam industri yang sebagian di antaranya sudah berjalan dengan baik.

"Sekarang sudah jadi industri. Sebagian sudah jalan. Bagaimana kita mengemasnya lebih baik, lalu bisa dibawa keluar negeri," katanya.

Hal yang juga penting, kata Triawan, yakni agar masing-masing daerah di Indonesia bisa menjadi tuan rumah di tempatnya masing-masing dengan kemasan yang lebih baik.

"Potensinya sudah ada. Orang sudah ada. Orang yang mau bepergian juga sudah banyak. Tinggal mengemas lebih baik," katanya.

Ia berpendapat karnaval di Indonesia memiliki keunggulan dalam hal keberagaman. Hal itu menjadi kunci bagi Indonesia sebab tidak ada negara manapun di dunia yang seberagam Indonesia.

"Tetapi kita jangan tenggelam pada keberagaman budaya tanpa mengelola dan mengawasinya," katanya.

Triawan menegaskan banyak negara-negara yang tidak memiliki budaya dan bekal warisan, namun mampu mengemas budaya pop dengan baik.

"Sebaliknya kita yang sudah kaya, malah sudah menjualnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement