Sabtu 26 Aug 2017 15:20 WIB

Mengapa Berita Hoaks Banyak Dipercaya?

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Hoax. Ilustrasi
Foto: ABC News
Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Astari Yanuarti menilai salah satu alasan membuat berita palsu atau hoaks lebih banyak dibaca dan dipercaya masyakarat tak lain karena rendahnya literasi atau kemampuan dan keinginan untuk membaca.

Sehingga banyak masyarakat tanpa mengecek kebenaran suatu berita terlebih dahulu, langsung mempercayai bahkan menyebarkan ke pihak lainnya.

"Masalah utamanya ya karena rendahnya literasi medsos dari masyarakat," kata Astari usai hadir dalam diskusi Perspektif Indonesia bertajuk Bisnis dan Politik Hoaks di kawasan Menteng, Jakarta pada Sabtu (26/8).

Menurutnya, seharusnya masyarakat memiliki daya kritis dalam menerima informasi di media sosial, agar tidak menelan informasi secara mentah-mentah semua informasi di media sosial. Sebab realita yang ada saat ini justru sebaliknya bahwa berita hoaks telah menjadi bisnis. 

"Penangkapan Saracen dan sebelumnya juga ada website yang hasilkan ratusan juta hanya dengan memproduksi hoaks, dan itu jauh lebih banyak dibandingkan media konvensional," katanya.

Karenanya ia menilai sudah seharusnya saat ini mengkampanyekan pentingnya edukasi literasi media sosial sebagai upaya melawan berita hoaks. Masyarakat diminta untuk terlibat aktif menyadari konten-konten yang akurat dan terpercaya di media sosial. "Baik itu melalui komunitas, perusahaan atau CSR-CSR tertentu," katanya.

Tak hanya itu, ia juga mengusulkan agar Pemerintah membentuk kurikulum terkait edukasi literasi dalam media sosial. "Pemerintah juga perlu mulai serius untuk membentuk kurikulum khusus literasi media sosial di semua level pendidikan mulai SD sampai tingkat atas," katanya.

Selain itu yang menurutnya penting untuk melawan berita palsu juga dengan keberadaan penumpas hoaks atau hoax buster yang saat ini sudah ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement