REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, melalui Dinas Ketahanan Pangan setempat mengajak masyarakat mengurangi konsumsi nasi atau mengurangi ketergantungan dari pangan beras. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Amal Jaya, di Kendari, Sabtu (26/8), mengatakan mengurangi mengonsumsi nasi dengan cara menggantinya pangan lokal nonberas.
"Kita bisa mengurangi ketergantungan pada beras dengan cara memanfaatkan atau mengonsumsi pangan lokal seperti singkong, jagung, dan sagu," katanya. Selain itu kata dia, mengurangi mengonsumsi nasi dengan cara mengkonsumsi berbagai pangan lokal merupakan upaya penganekaragaman menu makanan.
"Kita bukan menyuruh masyarakat berhenti makan nasi tetapi untuk mengurangi saja, juga menjaga pola kesehatan dengan keanekaragaman menu," katanya.
Ia menjelaskan, sesuai perkembangan zaman, kalau berlebihan makan nasi banyak menimbulkan berbagai macam penyakit. "Program ini merupakan program nasional yang ditindaklanjuti sampai ke tingkat kabupaten/kota," katanya.
Menurut dia, leluhur warga Sultra yang tersebar di beberapa kabupaten kota itu mengonsumsi pangan nonberas sebagai makanan pokok.
"Misalnya untuk orang daratan Sultra seperti Tolaki dan Moronene, mengonsumsi pangan Sinonggi yang terbuat dari Sagu. Selanjutnya yang dari kepulauan Sultra seperti Buton dan Muna mengonsumsi penganan yang terbuat dari singkong yang disebut Kasuami dan Kabuto," katanya.