Sabtu 26 Aug 2017 04:50 WIB

PAN Sebut Momen Usulan Gedung Baru DPR tak Pas

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham Tirta
Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay.
Foto: Ist
Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay berpendapat, momen usulan pembangunan gedung baru DPR tidak tepat. Apalagi, belum seluruh masyarakat Indonesia memperoleh bantuan sosial dari pemerintah. Maka, menurutnya yang lebih penting saat ini adalah anggaran pemerintah yang ada digunakan untuk pemerataan bantuan sosial.

"Timing-nya atau momentumnya saat ini belum tepat. Karena masyarakat kita kan masih banyak yang membutuhkan bantuan sosial seperti BPJS kesehatan, kan belum semuanya dapat yang gratis itu. Kemudian bantuan-bantuan sosial lainnya seperti usaha, pendidikan belum seluruhnya dapat karena memang anggarannya belum cukup," kata Saleh saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/8).

Dari itu, jika keuangan negara memadai, akan lebih baik jika terlebih dahulu dialokasikan untuk pemerataan bantuan-bantuan sosial bagi masyarakat. Apalagi, saat ini kondisi keuangan negara pun berada dalam posisi yang kurang kuat.

"Makanya momentumnya belum ada. Kecuali nanti pada saat dimana ada keuangan negara yang sudah cukup kuat, bisa dipikirkan lagi," kata Saleh.

Sebelumnya, DPR mengajukan usulan anggaran sebesar Rp 7,2 triliun. Namun, hanya Rp 5,7 triliun yang masuk ke dalam pagu anggaran DPR Tahun 2015. Namun demikian, angka ini naik sekitar Rp 1,4 triliun dari anggaran Tahun 2017, yakni Rp 4,2 triliun.

Penambahan anggaran dialokasikan salah satunya untuk merealisasikan pembangunan gedung baru DPR. Proyek yang rencananya dimulai tahun 2018 itu akan menggunakan sistem anggaran multiyears.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement