REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Pemerintah, saat ini sedang merencanakan pengembangan kedokteran jarak jauh dengan menggunakan sistem daring. Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, sistem daring ini akan dikembangkan untuk memberikan pelayanan medis bagi masyarakat di pelosok Papua.
"Di Papua akan mengembangkan kedokteran jarak jauh secara online," ujar Bambang saat memberikan kuliah umum bertemakan "Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi" di ITB, Kota Bandung, Jumat (25/8).
Bambang mengatakan, pelayanan secara daring menjadi solusi untuk mengatasi masalah penanganan kesehatan masyarakat yang jauh dari perkotaan atau rumah sakit besar di Papua maupun kota lainnya di Indonesia. Ia mencontohkan, seperti ada orang yang ingin mendapatkan tindakan medis di Papua Barat, tetapi tidak ada dokternya, sementara rumah sakit besar jaraknya jauh sehingga khawatir tidak tertangani.
"Kalau menunggu pasien dibawa ke Kota Sorong khawatir tidak tertolong," katanya.
Bambang berharap, program pengembangan kedokteran jarak jauh di Papua dapat segera terealisasi dengan terlebih dahulu membangun konektivitas yang bagus di seluruh puskesmas. Oleh karena itu, ia ingin bangun konektivitas digital yang bagus, semua Puskesmas harus ada jaringan yang kuat.
Bambang menjelaskan, sistem kerja kedokteran jarak jauh tersebut yaitu melakukan penanganan medis di puskesmas yang dipandu langsung oleh dokter dengan cara 'teleconference'. Dokter yang berada di rumah sakit besar di Jakarta, Bandung maupun Surabaya, dapat memberikan pelayanan medis secara daring, kemudian petugas puskesmas yang ada di daerah hanya cukup menjalankan arahan dari dokter.
"Misalkan ngukur denyut jantung, hasilnya sekian, kondisi seperti ini tindakannya seperti ini, kamu harus begini, begini," katanya.
Cara penanganan medis seperti itu, kata dia, ternyata sudah dilakukan oleh beberapa negara lain. "Itu (kedokteran jarak jauh) sudah berlangsung di negara lain dan kita akan lakukan di Papua," katanya.