REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Purwakarta, menghelat lomba memasak tradisional. Lomba tersebut, melibatkan 40 organisasi perangkat dinas (OPD) yang ada di lingkungan pemkab. Dengan begitu, para ASN ini diharuskan memasak nasi dan lauk pauknya dengan menggunakan metode tradisional. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengungkapkan lomba memasak dengan konsep tradisional ini mengusung tajuk ngejo nganjang ka bareto waringkas jaganing geto. Tajuk tersebut, bila diartikan ke Bahasa Indonesia yaitu memasak dengan cara tradisional sehat di masa depan. ''Yang jadi panitianya dari Dinas Pangan dan Pertanian,'' ujar Dedi, kepada Republika, Kamis (24/8).
Perlombaan ini, dalam rangka memeriahkan HUT Purwakarta yang ke 186 dan HUT Kabupaten Purwakarta ke 49. Uniknya, seluruh peserta harus bisa memasak dengan peralatan tradisional. Mulai dari tungku dan kayu bakar, seeng (dandang), aseupan (kerucut dari anyaman bambu), dan dulang. Tak hanya memasak nasi, lanjut Dedi, masak lauk pauknya juga menggunakan peralatan tradisional. Juga cara penyajian nasi dan lauk pauknya, harus menggunakan peralatan tradisional dan ramah lingkungan. Salah satunya, dengan memanfaatkan daun pisang. ''Kita ingin, kedepan masyarakat bisa memasak lagi dengan konsep tradisional. Karena, masakan dengan konsep ini dinilai sangat sehat,'' ujar Dedi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, ada tujuh juara dalam perlombaan ini. Yakni, juara satu sampai tiga. Lalu, ada juara kategori lain. Seperti, juara tercepat dalam penyelesaiannya. Juara keserasian dalam berpakaian dari para pesertanya. Juara sajian terbaik. Serta, juara terfavorit. ''Para peserta sangat antusias mengikuti lomba ini. Meskipun harus bersusah payah, karena memasak dengan tungku harus berjuang melawan asapnya,'' ujar Agus.