REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menanggapi soal listrik fasilitas umum (fasum) rumah susun sederhana sewa Marunda (Rusunawa Marunda), Jakarta Utara yang mati selama Senin (21/8) hingga Selasa (22/8). Listrik fasilitas umum yang mati ini mengakibatkan pasokan air terhenti untuk warga rusunawa Marunda.
Menurut Djarot, matinya listrik di fasilitas umum Rusunawa Marunda tersebut harus ditelusuri penyebabnya seperti apa. “Sekarang ini dicari, listrik itu dikarenakan dari PLN atau yang bersangkutan belum bisa membayar,” kata Djarot di Balai Kota, Kamis (24/8).
Djarot menuturkan, Kepala UPT Rusunawa Marunda juga harus ditanya tentang permasalahan mati listrik di fasilitas umum Rusunawa Marunda ini. “Tanyakan kepada UPT-nya. Nggak boleh itu (dimatikan listriknya)” ujarnya.
Sebelumnya, warga rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, tidak mendapatkan pasokan air selama Senin sampai Selasa (21-22/8). Pasokan air terhenti karena listrik pada fasilitas umum mati.
Penghuni rusun Marunda Blok B 1, Fatan (55 tahun), saat ditemui Republika, Rabu (23/8), mengatakan, ia tidak mengetahui penyebab mati listrik. "Udah dua hari kemarin mati, sekarang udah dinyalain. Baru nyala tadi pagi," ujar dia.
Tini, warga Blok 2 Cluster B juga mengeluhkan pasokan air yang berhenti selama dua hari. "Waktu mati beli air galon aqua isi ulang sama kerekan. Bapak - bapak ngambil dari masjid, satu ember kita bayar Rp 5 ribu," ujarnya.
Ketua RT 3 Blok B Cluster B Rusunawa Marunda saat ditemui Republika mengatakan iInformasi yang dia dengar, air mati air karena mati listrik. “Secara pasti saya tidak tahu kenapa listrik mati. Tapi, iinfo yang beredar karena pengelola belum bayar ke PLN, " ujar dia.
Menurut penjelasan Edi, listrik yang mati hanya bagian fasilitas umum yakni hanya lantai dasar seedangkan untuk unit warga listrik masih menyala.